Liputan6.com, Jakarta - Di sela-sela pelaksanaan KTT G-7 Outreach di Shima, Jepang, Jumat 27 Mei 2016, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengadakan pertemuan bilateral.
Mengawali pembicaraan, Abe mengatakan bahwa pemerintah Jepang sangat menghargai kehadiran dan kontribusi Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN, dalam KTT G-7 Outreach.
Dalam pertemuan yang dilakukan dengan terbuka dan sangat bersahabat itu, kedua kepala negara membahas berbagai isu pending dan meningkatkan kerja sama ekonomi Indonesia Jepang.
Salah satu kerja sama yang dibahas adalah pembangunan pelabuhan Patimban di Jawa Barat dan Presiden Jokowi telah menunjuk Menteri Perhubungan sebagai focal point untuk menindaklanjutikerjasama tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Dalam pertemuan itu, PM Abe berharap agar isu auto tariff dapat segera diselesaikan. "Penyelesaian auto tariff ini dapat dilakukan bersamaan dengan penyelesaian akses pasar untuk produk perikanan, pertanian dan hortikultura as one package," ujar Jokowi.
Hal lain yang dibahas dalam pertemuan ini, kerja sama pembangunan proyek listrik di Batang dan rencana pembangunan jalur kereta api lintas utara Pulau Jawa.
Pertemuan Presiden Jokowi dan PM Abe di Shima ini tercatat merupakan pertemuan keempat dalam kurun waktu kurang dari dua tahun yang mencerminkan komitmen kuat kedua negara untuk memajukan kerja sama. Terakhir, Presiden Joko Widodo dan PM Abe bertemu di sela sela KTT ASEAN ke -27 di Kuala Lumpur.
Sebagai gambaran, kerja sama bidang perdagangan pada periode 2015, volume perdagangan Indonesia-Jepang tercatat sebesar US$ 31,27 miliar, dengan nilai ekspor sebesar US$ 18,01 miliar dan impor sebesar US$ 13,26 miliar.
Sementara di bidang investasi, Jepang merupakan peringkat ketiga terbesar investor di Indonesia dengan US$ 2,87 miliar dengan 2.030 proyek. Total wisatawan Jepang sebesar 486.687 orang per tahun 2014.
Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Abe, Presiden didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Mensesneg Pratikno, Menteri PPN/ Kapala Bappenas Sofyan Djalil, Ketua OJK Muliaman Hadad dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Yusron Ihza Mahendra.