Liputan6.com, Jakarta Wregas Bhanuteja, baru saja mengukir sejarah di Cannes, Prancis. Ia menjadi sineas pertama yang berhasil memenangkan penghargaan di Semaine de la Critique, atau Pekan Kritik, salah satu program dalam Festival Film Cannes, lewat filmnya yang berjudul Prenjak: In The Year of Monkey.
Meski kini telah dinobatkan sebagai pemenang Leica Cine Discovery Prize 2016, atau penghargaan untuk film pendek terbaik dalam kompetisi tersebut, Wregas mengaku sempat tidak percaya diri dengan film yang ia buat bersama Studio Batu tersebut. Itu terjadi setelah ia menyaksikan karya film para pesaingnya yang berasal dari Yunani, Potugal, Prancis, Taiwan, dan sejumlah negara lain.
Baca Juga
Advertisement
"Semuanya bagus-bagus, gambarnya bagus, banyak yang menggunakan kamera profesional untuk layar lebar. Mereka menggunakan bahasa sinema yang eksperimental menurut negara masing-masing. Saya jadi jiper," ujar Wregas Bhanuteja saat ditemui usai pemutaran film Prenjak: In The Year of Monkey di Plaza Senayan, Jakarta, Jumat (27/5/2016).
Karena itu, ia pun tak percaya saat karyanya disebut sebagai pemenang tahun ini. "Waktu pengumuman bahwa kami menang, kami terkejut sekali. Saya bahkan maju tanpa mempersiapkan speech apa pun," katanya menambahkan.
Lewat mulut salah satu juri, Wregas akhirnya menemukan jawaban mengapa memenangkan Semaine de la Critique tahun 2016.
"Mereka memandang film ini sederhana, tapi dalam kesederhanaannya film ini sangat poetic (puitis)," ujar Wregas. Tak hanya itu, kata Wregas, juri juga menilai bahwa film ini membawa beragam emosi untuk para penonton, baik tawa maupun haru.
Setelah kemenangannya ini, Wregas menyebut sudah saatnya ia mulai masuk ke ranah layar lebar. "Sudah terlalu lama penantiannya," kata Wregas. Ia menyebut, pada Desember depan ia akan mengikuti workshop perencanaan film panjang.
"Belum tahu ceritanya nanti akan seperti apa, tapi semoga tahun depan sudah bisa mulai syuting," kata Wregas Bhanuteja. (Rtn/fei)