Liputan6.com, Manado - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) -- Direktorat Kerja Sama Teknik -- bekerja sama dengan Non-Aligned Movement Centre for South-South Technical Cooperation (NAM CSSTC) dan Kementerian Pertanian menyelenggarakan kegiatan International Training on Coconut Product Development. Langkah tersebut dilakukan dalam rangka pengembangan kerja sama Selatan-Selatan dan Triangular.
"Selamat datang 37 peserta dari 13 negara dalam program ini," ucap Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemlu, Esti Andayani dalam acara pembukaan International Training on Coconut Product Development di Swiss-Bel Hotel Maleosan, Manado, Sulawesi Utara, Jumat (27/6/2016) malam.
"Sesuai dengan Nawa Cita Jokowi juga," imbuh dia saat berbincang dengan Liputan6.com.
Dalam pelatihan tersebut, Kemlu menunjuk Balai Penelitian Tanaman Palma (Balit Palma) Manado sebagai pelaksana atau implementing agency kegiatan itu. Sebab dipandang memiliki kapasitas pengembangan produk kelapa yang sangat maju.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Esti, program ini digelar agar negara-negara partisipan bisa berkembang usai pelatihan yang mereka dapatnya dari Indonesia (Coconut Product Development Training).
"Ini adalah bagian dari diplomasi publik. Promosi plus diplomasi agar lebih mengenal Indonesia, lebih tahu Indonesia memiliki kemampuan tersebut. Diharapkan inspiring mereka...," Esti menambahkan.
Selain itu, menurut Esti, pemilihan negara-negara Asia dan Pasifik ini karena Indonesia ingin lebih memperhatikan wilayah tersebut.
Program International Training on Coconut Product Development ini juga disambut baik oleh perwakilan dari Sulawesi Utara.
"(Program) Ini patut diapresiasi dan sukseskan bersama, mengingat dampak positif yang dapat meningkatkan pendapatan petani kelapa dari pengembangan produk yang bernilai ekonomi dan berdaya saing tinggi di pasar internasional," tutur Kepala Dinas Perkebunan Sulawesi Utara, Dr Ir Ricky Toemanduk MM.
International Training on Coconut Product Development diselenggarakan selama delapan) hari di Manado, Sulawesi Utara. Mulai dari 27 Mei hingga 3 Juni 2016 dan akan ditutup secara resmi pada 2 Juni 2016.
Dalam pelatihan tersebut, para peserta akan melakukan berbagai aktivitas yang berkaitan dengan pengembangan komoditas kelapa menjadi produk ekonomi bernilai tinggi.
"Pelatihan mencakup sesi teori di kelas, praktik di laboratorium dan lapangan, serta kunjungan ke industri kelapa. Salah satu agenda pelatihan juga akan mencakup kunjungan wisata untuk memperkenalkan potensi wisata serta industri UKM di Sulawesi Utara," mantan Duta Besar Norwegia periode 2010-2014 itu membeberkan.
Sebanyak 37 peserta dari 13 negara di wilayah Asia dan Pasifik ikut serta di antaranya berasal dari Fiji, Kamboja, Marshall Islands, Myanmar, Nauru, Palau, Papua Nugini, Samoa, Solomon Islands, Sri Lanka, Timor Leste, Tonga serta Indonesia -- Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timurs, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.
Mendorong Pembangunan Ekonomi Timur Indonesia
Keterlibatan 5 peserta dari provinsi Melanesia Indonesia merupakan bagian dari kebijakan Kemlu untuk turut mendorong pembangunan ekonomi di wilayah timur Indonesia, sekaligus menghubungkan etnis Melanesia Indonesia dengan di negara-negara Pasifik seperti Papua Nugini, Fiji, dan Solomon Islands.
Pelatihan International Training on Coconut Product Development ini juga merupakan bentuk kontribusi Indonesia bagi negara-negara anggota Asian Pacific Coconut Community (APCC), yang merupakan forum kerja sama antara negara-negara penghasil kelapa di Asia Pasifik.
APCC sendiri pada tanggal 23 - 26 Mei 2016 di Jakarta telah menyelenggarakan sidang tahunan tingkat Menteri untuk membahas isu-isu ekonomi dan perdagangan kelapa di dunia.
Pelatihan secara back-to-back tersebut juga sebagai bukti nyata komitmen Pemerintah Indonesia untuk mendorong pembangunan ekonomi negara-negara berkembang, khususnya di bidang pengembangan produk kelapa.
Secara khusus Indonesia juga memiliki komitmen untuk memberikan program peningkatan kapasitas senilai $US 20 juta kepada negara-negara Pasifik, yang disampaikan oleh Presiden RI pada kesempatan forum Pacific Islands Development Forum (PIDF) tahun 2014 di Nadi, Fiji.
Sejak tahun 2014, Indonesia telah menyelenggarakan sebanyak 44 program peningkatan kapasitas kepada negara-negara Pasifik di berbagai bidang seperti pertanian, perikanan, UKM, pariwisata, entrepreneurship, kepolisian, good governance, dan sektor-sektor lainnya. Setidaknya sebanyak 670 orang dari negara-negara Pasifik telah dilibatkan dalam berbagai program peningkatan kapasitas tersebut.
Secara garis besar, Indonesia sendiri telah menyelenggarakan sebanyak 467 program peningkatan kapasitas sejak tahun 1999 dengan melibatkan 5.581 peserta dari seluruh dunia.