Ketua MPR: Kita Darurat Narkoba, Miras dan Pornografi

Ketua MPR Zulkifli Hasan menyambangi Rutan Klas IIA Pondok Bambu, Jakarta Timur.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 28 Mei 2016, 06:34 WIB
Ketua MPR Zulkifli Hasan, mantan politikus Hanura, Dewie Yasin Limpo dan terpidana kasus suap Wisma Atlet Hambalang, Angelina Sondakh saat acara sosialisasi Empat Pilar oleh MPR di Rutan Pondok Bambu, Jakarta, Jumat (27/5). (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua MPR Zulkifli Hasan menyambangi Rutan Klas IIA Pondok Bambu, Jakarta Timur. Zulkifli sempat berkeliling melihat-lihat ruang hasil keterampilan para warga binaan, perpustakaan, dan dapur atau tempat keterampilan tata boga.

Pria yang karib disapa Zulhas ini juga sempat berbincang-bincang dengan para napi. Usai berkeliling, ia memberikan sambutan. Dalam sambutannya, ia sangat menyayangkan kalau para napi wanita banyak yang tersandung kasus narkoba.

"Di sini banyaknya (napi) narkoba, ini sangat disayangkan. Narkoba itu yang terkena 5 sampai 6 juta orang setiap harinya. Saya sudah sudah ke BNN. 40 sampai 50 orang mati sia-sia tiap hari. 5 sampai 6 juta itu pecandu," ungkap Zulhas di Rutan Pondok Bambu Jakarta, Jumat 27 Mei 2016.

Ia mengatakan rata-rata napi divonis karena pakai atau mengedarkan narkoba karena coba-coba dan divonis 5 tahun penjara. Dan Indonesia kini sedang darurat narkoba.

"Sekarang sungguh suatu keadaan darurat narkoba, lalu temannya darurat minuman keras (miras)," ucap Zulhas.

Ketua umum PAN ini sempat bercerita kalau di negara maju Amerika Serikat saja miras dikendalikan sangat ketat. Bahkan jika seseorang ingin membeli miras harus menunjukkan identitasnya terlebih dahulu.


"Di AS kalau beli minuman beralkohol harus menunjukkan identitas dirinya, usianya harus 21 tahun ke atas," kata dia.

"Nah kalau sampai yang minumnya kecelakaan menabrak orang, tak hanya peminumnya yang dihukum, tapi penjualnya juga dihukum. Kita ini darurat narkoba, miras, lalu juga pornografi," sambung dia.
 
Zulhas mengatakan bahwa setiap harinya ada sekitar 120 orang yang dikirim ke dalam rutan sedangkan yang bebas atau keluarnya beberapa orang saja. Ia juga menyampaikan kekhawatirannya terkait kondisi rutan.

"Saat ini Rutan Pondok Bambu mengalami over kapasitas. Pondok Bambu dihuni 941 napi dari kapasitas yang sesungguhnya 619 orang. Dan dari jumlah tersebut, mayoritas penghuni merupakan narapidana kasus narkoba," pungkas Zulkifli Hasan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya