Liputan6.com, Pontianak - Orangutan ini diberi nama Jambu. Diperkirakan berusia lebih dari 20 tahun. Jambu tampak liar. Orangutan berjenis kelamin laki-laki ini diselamatkan dari kebakaran hutan di sekitar Sungai Jambu, Kecamatan Melano, Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat, pada Desember 2015.
Dokter hewan Yayasan IAR Indonesia (YIARI), Christine Nelson mengatakan, ketika diselamatkan, kondisi orangutan ini terlihat kurus dan kekurangan nutrisi. Orangutan ini sudah berminggu-minggu berada di kebun rambutan milik warga karena habitatnya habis terbakar.
"Ketika menjalani perawatan dan pemeriksaan, Jambu ternyata mengalami cedera pada kedua kakinya sehingga tidak bisa digunakan dengan baik. Kemungkinan karena kena peluru," kata Christine Nelson, Sabtu 28 Mei 2016.
Christine mengatakan, pihaknya menemukan belasan peluru senapan angin yang bersarang di tubuh Jambu.
Baca Juga
Advertisement
"Kami mengetahuinya ketika melakukan pemeriksaan dengan sinar X secara menyeluruh ke tubuh Jambu," ujar dia.
Karena kondisinya inilah, tim medis memutuskan untuk memasang alat radio tracking monitoring (transponder) di tubuh Jambu supaya tim bisa memantau perkembangannya setelah dilepaskan di Gunung Tarak.
Seperti disampaikan Manager Perawatan Satwa YIARI, Ayu Budi Handayani. "Kami yakin dia akan mampu bertahan hidup karena sebelumnya dia sudah mampu bertahan hidup dengan kondisi seperti ini," ujar Ayu.
Pulang ke Hutan
International Animal Rescue Indonesia atau Yayasan IAR Indonesia (YIARI) bersama dengan Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam Seksi Konservasi Wilayah I (BKSDA SKW I) Ketapang kembali melakukan pelepasan satu individu orangutan di Hutan Lindung Gunung Tarak, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat pada Jumat 25 Mei 2016.
Pelepasan dimulai dengan pembiusan pada pukul 04.00 WIB. Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan mobil menuju Hutan Lindung Gunung Tarak. Pukul 11.00 WIB, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju titik pelepasan.
Pelepasan ini juga dibantu oleh 8 porter yang ikut membantu mengangkut kandang berisi orangutan seberat 79 kilogram, dengan bobot total orangutan ditambah kandang mencapai sekitar 150 kilogram.
Tim sampai di titik pelepasan pada pukul 14.30 WIB. Setelah pintu kandang dibuka Jambu langsung sigap memanjat dengan kedua tangannya, kemudian bergegas mencari makan. Dengan kondisi ini, bukti bahwa Jambu memiliki kemampuan untuk bertahan hidup.
Ketua Program YIARI, Karmele Llano Sanchez mengatakan, YIARI Ketapang saat ini menampung hampir 100 orangutan. Selama kebakaran hutan pada 2015, perkiraan sekitar 30 persen habitat orangutan telah hilang.
"Kami berharap kebakaran hutan tidak akan terjadi lagi mengingat populasi orangutan sudah menurun drastis dan kita tidak tahu sampai kapan orangutan itu bisa bertahan hidup di alam," ucap Karmele.