Liputan6.com, Urumqi - Xinjiang adalah wilayah yang menjadi rumah bagi banyak etnis. Semenjak ribuan tahun lalu, seluruh warga dari berbagai bangsa telah singgah, bekerja dan tinggal di tanah kaki Gunung Tienshien. Dari satu generasi ke generasi yang lain, sehingga membentuk peradaban.
Xinjiang adalah salah satu dari 5 daerah otonomi minoritas di China. Ada etnis Uighur, Han, Kazak, Hui, Kirzig, Mongolia, Tajik, sibu, Manchu, Usbek, Rusia, Daur, dan Tartar yang tinggal di dalamnya. Hal itu membuat kawasan tersebut kental deengan suasana keagamaan.
Islam masuk ke Xinjiang pada Abad ke-10. Sebelumnya kepercayaan yang mendominasi pada masa itu adalah Buddha. Meski banyak warga yang memeluk Islam, kepercayaan lainnya masih hidup di wilayah itu.
Begitu banyak muslim di Xinjiang membuat etnis minoritas Uighur berpikir keras bagaimana menyediakan makanan halal tersertikasi bagi pemeluk Islam.
Baca Juga
Advertisement
Semenjak 1995, berdirilah perusahaan Arman, yang selain mememasok juga mengelola teknologi pangan yang halal.
"Pengalaman kami sudah lebih dari 20 tahun untuk menyediakan makanan halal bagi umat muslim di Xinjiang, hingga memiliki supermarket khusus halal," ungkap Hamit Aysa, general manajer Arman kepada Liputan6.com di kantornya di kawasan Urumqi Economic Technologi Development (UETD).
Kini perusahaan Arman berfokus pada penyediaan tepung dan gula bersertifikat halal. Selain itu akan mengutamakan riset serta pelatihan. Nilai investasi yang dimiliki Arman berkisar 350 juta yuan.
"Arman adalah perusahaan pemasok dan pembuat makanan muslim terbesar di China. Kami memiliki dapur pusat yang memenuhi standarisasi pabrik makanan di Tiongkok," ujar Aysa lagi.
Pria keturunan Uighur itu juga menjelaskan, para pekerjanya mayoritas adalah muslim. "95 persen pekerja kami adalah muslim di mana 70 persennya adalah perempuan dan 60 persen lulusan sekolah menengah," terang Aysa.
Kerjasama dengan Indonesia
Kini Arman melalui distributor pihak ketiga telah mengekspor produk-produk olahan mereka ke Kazhakhstan dan Uzbekistan. Tahun depan mereka berencana mengirim produk ke Pakistan dan Arab Saudi.
Arman ingin berfokus mengekspor produk olahan mereka ke negara-negara muslim. Termasuk ke Indonesia.
"Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar. Kami ingin sekali bekerja sama dengan Indonesia. Rencananya, kami sedang menjajaki kerja sama impor minyak dari Indonesia. Lalu, pengelolaan makanan dengan minyak itu akan kami ekspor ke negara Anda," kata Aysa.
Untuk mewujudkan rencana itu, mereka kini tengah mencari pihak ketiga agar kerja sama dengan Indonesia berhasil dengan lancar.