668 Migran Berhasil Diselamatkan di Laut Mediterania

Total terdapat 13.000 migran yang berhasil diselamatkan sepanjang pekan ini.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 29 Mei 2016, 08:00 WIB
Dua orang anak pengungsi tertidur di halaman gedung German Reception Center (NPR)

Liputan6.com, Roma - Penjaga pantai dan Angkatan Laut Italia, dibantu kapal organisasi kemanusiaan Irlandia dan Jerman menyelamatkan 668 migran dari sejumlah kapal yang terombang-ambing di Laut Mediterania. Peristiwa itu membuat total migran yang berhasil diselamatkan pekan ini mencapai 13.000 jiwa.

Penyelamatan terakhir dilakukan oleh pasukan multinasional yang tengah berpatroli di selatan Sisilia. Dikabarkan terdapat ratusan migran yang berhasil diselamatkan pada saat itu.


Menurut militer Irlandia, sejak awal bulan Mei, kapal bernama Le Roisin telah dikerahkan dalam misi kemanusiaan -- mencari dan menyelamatkan para migran. Sebelumnya, kapal ini berhasil menyelamatkan 123 migran dari perahu karet sepanjang kurang lebih 12 meter. Mereka juga berhasil mengevakuasi satu orang yang meninggal dunia.

Sebuah kapal Jerman -- bagian dari tim Uni Eropa yang juga ikut berpatroli dilaporkan berhasil melakukan empat operasi penyelamatan.

Sementara itu, kondisi tempat penampungan migran di Sisilia dilaporkan telah terisi penuh -- menyebabkan kapal Italia, Vega yang mengangkut 135 migran dan 45 jenazah, terpaksa menuju ke Reggio Calabria, sebuah pelabuhan di selatan Italia. Demikian seperti dilansir The Washington Post, Minggu (29/5/2016).

Beberapa migran yang selamat tiba di Pelabuhan Pozallo mengatakan kepada pihak berwenang, dirinya menyaksikan sebuah kapal nelayan yang dipenuhi dengan ratusan migran tenggelam pada Kamis 26 Mei.

Mereka (migran) yang selamat juga mengatakan, bahwa terdapat dua kapal dan sebuah sampan yang mengangkut migram berlayar pada Rabu 25 Mei malam dari pantai Libya.

Satu kapal dan sampan itu kabarnya berhasil mendarat dengan selamat di Benedetto. Diperkirakan total terdapat 500 orang dalam satu kapal dan sampan tersebut.

Pihak berwenang mengatakan, sejumlah kapal yang ditumpangi para migran dalam beberapa tahun terakhir tenggelam di Laut Mediterania -- tubuh mereka yang tewas juga tidak pernah ditemukan. Kebanyakan informasi kehilangan didapat dari keluarga di Afrika atau Eropa yang mengabarkan bahwa salah seorang anggota keluarga mereka tidak pernah tiba setelah berlayar dari Libya.

Uni Eropa sendiri telah sepakat untuk menyelamatkan puluhan ribu para pencari suaka dari ganasnya lautan dan merelokasi mereka ke sejumlah negara seperti Italia sampai Yunani -- dua negara ini kedatangan jumlah migran cukup besar dalam beberapa tahun terakhir. Namun pada kenyataannya, tidak semua negara menerima kehadiran pengungsi dengan tangan terbuka.

Sejak beberapa tahun terakhir, krisis migran yang terjadi di Eropa menjadi persoalan yang disorot dunia. Para migran dari sejumlah negara yang dilanda konflik itu rela menempuh perjalanan berbahaya melayari Laut Mediterania dan Balkan demi mengejar kehidupan yang lebih baik di sejumlah negara Eropa.

Ribuan migran dilaporkan tewas setelah kapal yang mereka tumpangi tenggelam di tengah perjalanan, sering kali karena kelebihan muatan dan tak kuat menghadapi ganasnya kondisi lautan lepas.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya