Liputan6.com, Caracas - Perusahaan penerbangan Jerman, Lufthansa, telah mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan penerbangan ke Venezuela dari tanggal 18 Juni 2016, karena kesulitan ekonomi yang sedang berlangsung di negara itu.
Perusahaan juga mengatakan kontrol mata uang di Venezuela membuat mustahil untuk penerbangan mengkonversi pendapatan mereka ke dalam dolar dan mengirim uang ke luar negeri.
Baca Juga
Advertisement
Menurut laporan yang dikutip dari BBC, Minggu (29/5/2016), perekonomian Venezuela jatuh drastis akibat menukiknya harga minyak -- yang merupakan sumber pendapatan utama negara tersebut.
Venezuela memiliki inflasi yang tinggi dan kekurangan barang dasar penunjang perekonomian.
"Hal tersebut akan menangguhkan layanan kami antara Caracas dan Frankfurt pada 18 Juni," kata juru bicara Lufthansa
Ia mencatat bahwa permintaan untuk penerbangan internasional ke Venezuela mengalami penurunan dari tahun 2015, hingga kuartal pertama tahun ini. Namun, pihaknya tetap berharap dapat membalik keadaan dan memulihkan pelayanan secepatnya.
Kontrol mata uang secara ketat pertama kali diberlakukan di Venezuela pada tahun 2003, oleh almarhum Presiden Hugo Chavez.
Pembatasan tersebut lebih diperketat dua tahun lalu, memaksa beberapa maskapai untuk mengurangi operasi mereka di Venezuela, karena mereka harus mati-matian menukarkan jutaan dolar ke dalam mata uang bolivares.
Beberapa maskapai penerbangan, bahkan meminta penumpang mereka untuk membayar penerbangan dalam bentuk dolar.
Pemerintah Venezuela mengatakan, kebijakan tersebut merupakan prioritas utama yang harus diutamakan.
Caracas mengatakan, mereka bahkan terpaksa menggunakan devisa cadangannya untuk membeli barang-barang penting seperti obat-obatan dan mesin industri.