Liputan6.com, Jakarta CLS Knights Surabaya mengukir sejarah baru. Mario Wuysang dan kawan-kawan untuk pertama kalinya menjuarai Indonesian Basketball League (IBL) 2016. CLS keluar sebagai juara setelah menang 67-61 pada gim ketiga final di Britama Arena, Kelapa Gading, Jakarta, Minggu (29/5/2016).
Keberhasilan pasukan Wahyu Widayat Jati menjadi juara terbilang luar biasa. Mereka kalah di gim pertama. Bahkan CLS nyaris takluk lagi di gim kedua sebelum bangkit di dua kuarter terakhir sehingga menang 59-54.
Baca Juga
- Bayern Bela Boateng dari Diskriminasi Politisi Jerman
- Perez: Zidane di Real Madrid Hingga 2018
- Lampard: Mourinho Bakal Gembleng Pemain MU
Advertisement
Di gim ketiga, CLS memulai laga dengan baik. Defence ketat yang diterapkan CLS membuat pemain Pelita banyak melakukan turnover. Di kuarter pertama CLS berhasil memimpin 17-8. Dua big man CLS Jamarr Andre Johnson dan Muhammad Isman Thoyib sama-sama menyumbang lima angka di kuarter ini.
Memasuki kuarter dua, permainan CLS makin menggila. Dimotori pemain cadangan Katon Adjie Baskoro, CLS sempat memimpin hingga 20 angka. Tembakan tiga angka Brandon Jawato saat buzzer kuarter dua membuat Pelita memangkas jarak menjadi 22-40 saat jeda paruh pertama.
Pelita bangkit di kuarter tiga. Permainan apik Brandon dan Ponsianus Indrawan membuat Pelita bisa memangkas jarak menjadi 41-54 di akhir kuarter tiga.
Bintang Kemenangan
Momentum kebangkitan Pelita berlanjut hingga kuarter empat. Mereka mampu menipiskan defisif hingga dua poin saja di pertengahan kuarter empat. Dalam kondisi genting, dua pemain senior CLS Rachmad Febri Utomo dan Sandy Febiansyakh muncul sebagai penyelamat.
Sandy dan Febri yang tampil buruk di tiga kuarter awal, mencetak poin penting untuk menjaga keunggulan CLS. Pelita gagal mengejar ketertinggalan setelah beberapa usaha tembakan tiga anhka dari Brandon dan Amin Prihantono meleset dari sasaran. Empat lemparan bebas Jamarr memastikan kemenengan CLS.
Jamarr jadi bintang kemenengan CLS. Pemain naturalisasi ini mencetak double-double dengan 19 angka dan 12 rebound. Jamarr pun dinobatkan sebagai MVP Final. Dengan demikian Jamarr mengawinkan gelar MVP setelah sebelumnya terpilih sebagai MVP musim reguler.
"CLS terbangun dari kekalahan di game pertama. Bikin sejarah kan tidak mudah. Awal-awal kita bagus. Tapi Pelita kemudian bisa stop transisi dan tembakan dari luar kita. Kalau punya mental juara apapun situasi kita bisa jadi yang terbaik," ujar Wahyu dalam jumpa pers usai pertandingan.
Advertisement