Kampanye Ahok, Saat Warga Bayar Tiket Urunan

Ahok mengapresiasi TemanAhok Fair yang digelar Sabtu dan Minggu 28 dan 29 Mei 2016.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 30 Mei 2016, 06:41 WIB
Beberapa pekerja harian lepas langsung menghampiri Ahok. Mereka curhat soal uang yang diterima sebagai PHL kerap dipotong.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Ahok mengapresiasi TemanAhok Fair yang digelar Sabtu dan Minggu 28 dan 29 Mei 2016. Dia menilai, kegiatan itu merupakan pola baru demokrasi di Indonesia. Di mana setiap orang yang ingin ikut acara politik harus berpartisipasi dengan membayar tiket.

"Saya rasa ini jadi model baru demokrasi di Indonesia. Kita enggak kalah lah sama luar negeri," kata Ahok di Gudang Sarinah, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu 29 Mei 2016.

Awal mula diadakan acara ini, sebenarnya untuk mengumpulkan dana yang nantinya akan digunakan untuk proses input data. Nilai yang harus dikumpulkan, yakni Rp 1 miliar.

Warga yang datang harus membayar tiket Rp 35 ribu. Dari situlah dana bisa terkumpul. Sedangkan, band pengisi acara secara sukarela tidak dibayar.

Pola seperti ini juga nantinya akan diterapkan saat kampanye. Bila semua persyaratan diterima oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan lolos menjadi calon gubernur, setiap kampanye warga harus membayar tiket masuk.

"Kampanye akan sama seperti ini, akan jual tiket untuk urunan bersama. Kan saya melamar kerja jadi pegawai bapak-ibu. Masa pegawai yang bayar bosnya," ucap Ahok.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya