Liputan6.com, Nanae - Yamato Tanooka hilang di tengah hutan di dekat Kota Nanae di Hokkaido, Jepang. Anak berusia 7 tahun itu sengaja ditinggal di sana sebagai bentuk hukuman. Orangtuanya menilai bocah itu kelewat nakal.
Sudah dua hari Yamato tak diketahui keberadaannya. Lebih dari 100 sukarelawan dan tim darurat lokal menjelajahi hutan yang terkenal dengan populasi beruang cokelat Ussuri.
Tayangan televisi memperlihatkan tim penyelamat mencari di bagian sungai dan semak liar hampir 48 setelah Yamato menghilang.
Orangtua anak itu melapor bahwa Yamato hilang pada hari Sabtu. Saat itu mereka mengaku telah kehilangan anaknya ketika menyusuri hutan untuk mengumpulkan sayuran gunung.
Akhirnya sang ayah, Takayuki Tanooka, mengaku telah membohongi polisi.
Baca Juga
Advertisement
Takayuki (44) berkata bahwa anaknya melempari mobil dengan batu. Sebagai hukuman, ia dan istrinya masuk ke mobil dan meninggalkan anaknya kemudian melaju pergi.
Mereka menghentikan lajunya setelah berkendara kurang dari 800 meter. Keduanya lalu kembali ke tempat di mana mereka meninggalkan anaknya, tapi Yamato tak berada di sana.
Takayuki mengaku kepada polisi bahwa ia pergi hanya sekitar 5 menit.
Dalam sebuah wawancara dengan TV Asahi, Takayuki menambahkan bahwa ia tak berani mengatakan kebenaran ketika ia meminta polisi untuk melakukan pencarian anaknya. Hingga kini belum jelas apakah orangtua Yamato akan menghadapi dakwaan.
Dikhawatirkan bocah Yamato jadi mangsa binatang liar. Beruang dapat menjadi sangat agresif. Dilaporkan dua orang terbunuh oleh serangan hewan tersebut di Jepang utara pada bulan ini.
Dalam kejadian lain di Prefektur Akita, dua orang diserang dan terbunuh ketika mereka mengambil rebung liar. Di jasad mereka ditemukan gigitan luas dan bekas goresan.
Beruang cokelat Ussuri dapat memiliki bobot hingga 544 kilogram. Diperkirakan terdapat 3 ribu ekor beruang di Hokkaido.
Prefecture tersebut juga menjadi tempat di mana lokasi serangan beruang terburuk di Jepang terjadi. Beruang Ussuri pernah menyerang warga di Sankebetsu dan menewaskan 7 orang dalam 6 hari pada Desember 1915.
Beruang tersebut kemudian ditembak mati. Ketika ditimbang, ia memiliki bobot 339 kilogram dengan tinggi 2,7 meter.