Kecam Konflik Palestina dan Israel, Gadis 10 Tahun Jadi Jurnalis

Seorang gadis Palestina, Janna Jihad, memilih menjadi jurnalis sebagai bentuk kecaman konflik antara Israel dan Palestina.

oleh Firman Fernando Silaban diperbarui 03 Jun 2016, 20:00 WIB
Seorang gadis Palestina, Janna Jihad, memilih menjadi jurnalis sebagai bentuk kecaman konflik antara Israel dan Palestina.

Liputan6.com, Jakarta Perang berkepanjangan antara Israel dan Palestina telah menimbulkan banyak korban dari kedua belah pihak. Hal tersebut tak hanya jadi perhatian dunia, tetapi juga seorang gadis asal Palestina, Janna Jihad Ayyad, yang menekuni profesi tak biasa.

Janna memutuskan untuk melibatkan dirinya dalam situasi perang yang bisa saja membahayakan jiwanya sebagai seorang jurnalis termuda di dunia. Janna bersama beberapa anak-anak lokal lainnya, berpartisipasi dalam demonstrasi masyarakat Palestina menentang pendudukan Israel.

Seperti dilansir dari Aljazeera.com, Senin (30/5/2016), Janna memilih untuk membuat video tentang apa yang terjadi pada desanya sejak berusia 7 tahun. Hal tersebut karena tidak adanya wartawan yang benar-benar menyampaikan pesan masyarakat Palestina ke dunia. Karena itu, ia memutuskan untuk mengambil peran tersebut dengan memperlihatkan kondisi desanya.

Meskipun dari pihak keluarga Janna tak ada yang punya latar belakang sebagai wartawan, pamannya, Bilal Tamimi, merupakan seorang fotografer yang telah mendokumentasikan kekerasan tentara Israel di Nabi Saleh, West Bank, Palestina. Ia pun terinspirasi akan apa yang pamannya lakukan dan mulai menekuni dunia jurnalistiknya secara otodidak.

Janna mengungkapkan bagaimana kekejian tentara, meriam, dan polisi Israel dengan melakukan berbagai upaya untuk mengusir keluarga dan kerabatnya warga Palestina dari tanah tersebut. Menurutnya, para orang tua jangan mengajari anak-anaknya untuk diam saja, tetapi harus berjuang demi kebebasan.

Selain Bilal Tamimi, faktor lain yang membuat dirinya geram dan memutuskan untuk mendokumentasikan segala sesuatu yang terjadi di Nabi Salah oleh karena tewasnya kedua anggota keluarga, yaitu sepupunya, Mustafa Tamimi, dan pamannya, Rushdie Tamimi. Sejak saat ini cakupan daerah peliputan Janna pun meluas dengan menggunakan smartphone ke Yerusalem, Hebron, Nablus, dan Yordania.

Sebagai jurnalis anak, ia merasa memiliki keuntungan karena menurutnya para tentara hanya menangkap wartawan dewasa dan mengambil kamera mereka. Di Facebook, Janna menggambarkan dirinya sebagai representasi dari berita dan telah berhasil memiliki 22.000 followers. Ia mengunggah berbagai video yang memperlihatkan bagaimana para demonstran menghadapi tentara Israel.

Janna berujar bahwa senjatanya adalah kamera video yang dipegangnya. Ia mengatakan bahwa kameranya tersebut lebih kuat dari pistol karena bisa mengirimkan pesan-pesan dirinya kepada dunia. Ibunya, Nawal Tamimi sendiri merasa tindakan Janna membuatnya takut sekaligus bangga.

Berikut video selengkapnya. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya