Liputan6.com, Jakarta - Simposium bertema "Mengamankan Pancasila dari Ancaman PKI dan Ideologi Lain" bakal digelar pada Rabu sampai Kamis, 1-2 Juni 2016 di Balai Kartini. Acara ini merupakan tandingan dari simposium korban tragedi 1965 yang digelar beberapa waktu lalu di hotel Aryadhuta.
Kiki Syahnakri, selaku Ketua Panitia Simposium itu mengatakan, bahaya kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) kini sudah di depan mata. Apalagi menurutnya hasil simposium di Aryadhuta bukanlah rekonsiliasi tapi lebi berat ke kiri dan memicu lahirnya kembali PKI.
"Saya sangat setuju rekonsiliasi. Tapi kalau itu tujuannya (membangkitkan PKI) harus jalan bersama-sama (membawa serta Simposium yang akan diadakan). Kami sampaikan ide berupa TOR, tapi ditolak," ujar purnawirawan Letnan Jenderal TNI ini di Komplek Kantor Dewan Dakwah Islamiyah Nusantara, Senen, Jakarta Pusat, Senin (30/5/2016).
Ia khawatir, dengan banyaknya simbol-simbol palu arit yang bermunculan, maka kebangkitan PKI akan semakin dekat. "Kebangkitan PKI bukan hanya wacana. Ditandai peredaran buku komunisme, atribut PKI, festival belok kiri, kemudian simposium yang berisi LSM kiri semua," ketus Kiki.
Kiki dan purnawirawan lainnya yang tergabung dalam panitia serta pembicara di Simposium itu, sangat ketakutan jika generasi muda terus belajar, menonton dan ingin mengetahui apa itu PKI dan segala hal yang berhubungan dengan itu. Ia bahkan menuding film Senyap, Jagal, Pulau Buru sebagai dalang kebangkitan PKI.
"Kami gelisah, mereka menyisir anak muda. Membuat rekayasa video (pembunuhan massal) yang dilakukan oleh TNI dan ormas Islam, seperti Senyap yang di Youtube itu. Jadi kalo ada yang dibilang PKI tidak akan bangkit, itu naif," ujar Kiki.
Menurut dia, simposium yang akan digelarnya memiliki 5 tujuan. Antara lain, mempersatukan komponen bangsa menghadapi segala ideologi yang anti-Pancasila. Mencegah upaya kebangkitan PKI, membangun kesadaran bangsa tentang kekejaman PKI, dan memberikan rekomendasi pada pemerintah untuk menghadapi bahaya laten PKI.
"Mungkin salah satunya mengharuskan ada lagi PPKN (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)," kata Kiki.
Ia mengatakan, simposium ini bukan untuk tandingan tapi untuk mengimbangi hasil simposium tragedi 1965.
"Kita didukung pemerintah, sudah koordinasi dengan TNI dan Polri, mereka diam aja, berarti menyetujui (simposium), Pak Menhan (Ryamizard Ryacudu) juga bakal membuka acara ini dan mendukung penuh secara moril," ucap Kiki.
Saat dikonfirmasi apakah acara ini bentukan dari Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD), Kiki berdalih acaranya ini didukung berbagai organisasi kemasyarakatan. Namun, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, tercantum kantor PPAD sebagai sekretariatnya.
Kegelisahan Purnawirawan TNI Akan Bangkitnya PKI
Ia khawatir, dengan banyaknya simbol-simbol palu arit yang bermunculan, maka kebangkitan PKI akan semakin dekat.
diperbarui 30 Mei 2016, 19:11 WIBMassa aksi dari Front Pancasila bersiap menggelar aksi didepan Hotel Aryaduta, Jakarta, Senin (18/4). Mereka menolak Simposium PKI yang dapat dimanfaatkan menghidupkan kembali paham komunis. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Apa Itu Komponen Abiotik: Pengertian, Jenis, dan Perannya dalam Ekosistem
Dopamin Untuk Apa: Fungsi, Manfaat, dan Cara Meningkatkannya
Cara Mengurangi Mata Minus, Panduan Lengkap untuk Penglihatan yang Lebih Baik
Lucky Artinya Apa: Memahami Makna dan Penerapan Konsep Keberuntungan
Mensesneg Lantik 25 Pejabat Kemensetneg, Mulai dari Kasetpres hingga Sesmilpres
Aturan Jika Kotak Kosong Menang di Pilkada 2024, Tahun 2025 Wajib Gelar Pilkada Lagi
Awas, Terjerat Pinjol Bikin Susah Ikut KPR Subsidi
Apa Invoice: Panduan Lengkap Memahami dan Menggunakan Dokumen Penting Ini
Cara Menjaga Kadar Gula Darah Setelah Makan agar Normal
Cara Membuat Es Kuwut Melon, Resep Minuman Segar Khas Bali
Cara Masak Ayam Semur ala Rumahan, Hidangan Lezat Khas Nusantara
Bestie Sejati, 5 Potret Kekompakan Mami Rieta Amilia dan Desiree Tarigan Pakai Handbok di Korea