Liputan6.com, Chicago - Harga emas merosot pada perdagangan awal pekan ini. Gerak harga emas ini berlawanan dengan dolar Amerika Serikat (AS) yang melonjak. Pernyataan pimpinan bank sentral AS soal suku bunga mempengaruhi pasar.
Pada perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), harga emas turun US$ 5,50 atau 0,5 persen ke level US$ 1.208,80 per ounce. Harga emas sempat pulih pada awal perdagangan, tetapi akhirnya melemah tajam.
Pada pekan lalu, bahkan harga emas ditutup turun US$ 6,6 ke level US$ 1.213,80. Sedangkan harga perak naik 1,7 persen ke level US$ 15,99 per ounce.
Baca Juga
Advertisement
Pernyataan Janet Yellen soal suku bunga mempengaruhi pasar. "Ini sesuai. Saya telah mengatakannya kalau bank sentral AS secara bertahap dan hati-hati menaikkan suku bunga. Dan mungkin dalam beberapa bulan mendatang langkah itu akan dilakukan," ujar Yellen saat memberikan komentar di Harvard University seperti dikutip dari laman Marketwatch, Selasa (31/5/2016).
Pernyataan Yellen itu pun mendorong indeks dolar AS. Hal itu lantaran suku bunga lebih tinggi dapat mengangkat permintaan dolar. Indeks dolar AS naik 0,02 persen.
Sementara itu, pelemahan yen memburuk setelah ada laporan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe akan menunda kenaikan pajak penjualan yang telah direncanakan.
"Harga emas telah terpukul pada bulan ini, dan penguatan dolar AS menambah tekanan. Secara teknikal harga emas di bawah US$ 1.200, dan target berikutnya di US$ 1.160," tutur Analis FXTM Research Lukman Otunuga. (Ahm/Ndw)