Ahok Geram Ketua RT/RW Ogah Lapor Online, Ini Komentar Qlue

Di satu sisi, aplikasi Qlue mempercepat laporan warga kepada pemerintah daerah. Namun aplikasi ini juga dikecam sejumlah ketua RT/RW.

oleh Mulyono Sri Hutomo diperbarui 31 Mei 2016, 14:20 WIB
Disatu sisi, aplikasi Qlue mempercepat laporan warga kepada pemerintah daerah. Namun aplikasi ini juga dikecam sejumlah ketua RT/RW.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok geram dengan ancaman pengurus RT/RW yang akan memboikot pelaksanaan Pilkada 2017 bila tetap diwajibkan melaporkan wilayahnya secara online lewat aplikasi Qlue.

Ahok menduga aduan RT/RW ke DPRD DKI itu bersifat politis. Menurut dia, bila para pengurus RT/RW tak berkenan dengan kewajiban lapor melalui aplikasi Qlue, mereka bisa mengundurkan diri dari jabatan.

Baca Juga

Dalam catatan Liputan6.com, polemik Ahok dengan sejumlah ketua RT/RW bermula pada Kamis, 26 Mei 2016. Kala itu sejumlah ketua RT/RW di beberapa kelurahan di DKI Jakarta mendatangi Komisi A DPRD DKI untuk memprotes paksaan harus melapor ke Qlue. Beberapa ketua RT/RW bahkan mengancam tidak akan membantu saat Pilkada 2017.

Lalu, bagaimana tanggapan manajemen Qlue terkait polemik ini? Melalui wawancara tertulis dengan Liputan6.com, Elita Yunanda, Head of Communication Qlue, menjawab beberapa pertanyaan berkait dengan polemik antara Ahok dengan sejumlah ketua RT/RW.

Apa tanggapan dari pihak Qlue tentang penolakan beberapa RT/RW atas instruksi Ahok mengenai pelaporan yang harus dilakukan menggunakan aplikasi Qlue?

Pada dasarnya Qlue sebagai aplikasi pelaporan masyarakat yang membawa perubahan. Jadi Qlue adalah sarana yang menjembatani komunikasi warga dengan pemerintah terutama terkait laporan masalah ada di Jakarta, tak terkecuali masalah yang ada di lingkup RT/RW.

Terkait instruksi gubernur untuk RT/RW agar melaporkan kondisi di wilayahnya maka dalam hal ini Qlue adalah sebagai sarana aplikasi media sosial yang menjembatani laporan RT/RW baik yang ditujukan kepada pemerintah maupun di forum kelurahan.

Apakah sebelum ini ada keberatan resmi yang diajukan oleh pribadi atau institusi yang mengatasnamakan RT/RW terhadap aplikasi Qlue?

Tidak ada. Jika ditelaah lebih jauh, keberatan terhadap Qlue adalah terkait adaptasi teknologi terutama bagi ketua RT/RW yang sudah sepuh karena memang Qlue merupakan aplikasi digital yang mungkin terbilang baru bagi mereka.

Akan tetapi, kami dari Qlue siap untuk memberikan bimbingan teknologi kepada RT/RW yang masih merasa kesulitan menggunakan Qlue.

Apakah pernah ada training atau pelatihan khusus yang diberikan pihak Qlue terhadap pejabat/tokoh masyarakat pemangku posisi kepala RT/RW dalam penggunakan apliikasi ini ?

Ada. Sosialisasi dan bimbingan teknologi intense kami lakukan bersama dengan Biro Tata Pembangunan Kota Jakarta serta Jakarta Smart City kepada seluruh lurah, termasuk RT/RW. Ini kami lakukan sejak akhir November 2015 sejalan dengan instruksi dari gubernur.

Bahkan sampai saat ini kami juga masih melakukan pendampingan bagi RT/RW yang dirasa masih perlu bimbingan teknologi terkait pemanfaatan aplikasi Qlue.

Secara resmi, berapa banyak aplikasi yang telah diunduh dan digunakan oleh warga DKI Jakarta?

Sampai saat ini user Qlue telah mencapai 500.000 dengan rata-rata 40.000 laporan yang masuk per hari, baik laporan untuk pemerintah, swasta, maupun forum kelurahan termasuk laporan dari RT/RW. Dari data tersebut 80 persen di antaranya telah ditindaklanjuti oleh aparat pemerintah.

Ini membuktikan bahwa Qlue telah memberikan sumbangsih terhadap kemajuan dan perubahan yang lebih baik bagi Kota Jakarta.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya