Kementan Optimalisasi 4 Juta Ha Lahan Tidur Lewat Tata Kelola Air

Pemanfaatan sumber air akan dilakukan melalui pembangunan long storage, kemudian DAM, sumur dangkal dan sumur dalam.

oleh Septian Deny diperbarui 31 Mei 2016, 13:04 WIB
Aktivitas para pekerja lokasi Waduk Jatigede di Sumedang, Jawa Barat, Senin (31/8/2015). Bendungan ini akan ditutup mulai senin ini dan diperkirakan akan menggenangi lebih kurang 4.000 ha selama satu tahun. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan mampu mengoptimalkan 4 juta hektare (ha) lahan tadah hujan pada 2017. Untuk mencapai target tersebut, Kementerian Pertanian tengah menyusun program pengelolaan air untuk lahan pertanian.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan, Indonesia sebenarnya memiliki banyak sumber air tawar yang bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Namun sayangnya selama ini potensi sumber air tersebut tidak terkelola dengan baik sehingga banyak lahan yang tidur ketika musim kemarau lantaran tidak mendapat pasokan air.

"Kita optimalkan air yang ada di Indonesia, kitaoptimlkan danau,embung, dan sungai. Ini akan mengangkat produksi pertanian," ujar dia diJakarta, Selasa (31/5/2016).

Amran menjelaskan pemanfaatan sumber air ini akan dilakukan melalui pembangunan long storage, kemudian DAM, sumur dangkal dan sumur dalam. Dengan program ini, diharapkan akan meningkatkan kualitas dan produktivitas pertanian pada 2017 meski terjadi musim kering berkepanjangan di tahun tersebut.

"Dalam menjalkankan program ada air ada kehidupan. Sehingga tidak ada hujan kita tetap optimalkan luas lahan yang ada 4 juta ha," kata dia.

Amran juga menyatakan, program ini berbeda dengan pemberian pompa yang dilakukan sebelumnya. Program ini utamanya akan dijalankan di daerah kering tadah hujan yang bisa ditanami tanaman berbagai macam holtikultura. Menurut dia, sata ini tingkat produktivitas tanaman holtikultura di daerah masih rendah.

"Oleh karena itu pengembangan daerah kering tadah hujan penting. Untuk sekarang holtikultura yang masih difokuskan jagung, padi, dan kedelai," tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya