Menunggu Data Ekonomi, Harga Emas Stabil

Harga emas bisa jatuh ke bawah US$ 1.000 per troy ounce jika Bank Sentral AS menaikkan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan.

oleh Arthur Gideon diperbarui 01 Jun 2016, 06:40 WIB
Aksi jual terjadi dan kekhawatiran terhadap situasi ekonomi China membuat harga emas turun 0,5 persen menjadi US$ 1.153,60 per ounce.

Liputan6.com, New York - Harga emas tak banyak bergerak pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pelaku pasar menunggu beberapa data ekonomi yang akan keluar pada pekan ini.

Mengutip wall Street Journal, Rabu (1/6/2016), harga emas untuk pengiriman Agustus ditutup naik 0,1 persen ke angka US$ 1.217,50 per troy ounce di Divisi Comex New York Mercantile Exchange. Di awal sesi perdagangan, harga emas sempat menyentuh level US$ 1.201,50 per troy ounce, level terendah sejak 17 Februari.

Pada Selasa kemarin, angka Indeks Kepercayaan Konsumen AS untuk Mei tergelincir. Hal tersebut menjadi pertanda bahwa konsumen di AS masih sangat berhati-hati dan sangat mengontrol pengeluaran mereka sehingga pertumbuhan ekonomi tertahan. Dengan penurunan angka kepercayaan konsumen tersebut bisa menjadi salah satu argumen untuk menahan rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS).

Dalam beberapa pekan terakhir memang Bank Sentral AS memberikan sinyal untuk menaikkan suku bunga setelah melihat beberapa data ekonomi yang mendukung untuk mengetatkan kebijakan moneter. Data-data sebelumnya juga cukup mendukung rencana tersebut.

Kenaikan suku bunga Bank Sentral AS menjadikan tekanan tersendiri bagi harga emas karena komoditas logam mulia tersebut harus bersaing dengan surat utang yang memberikan imbal hasil lebih tinggi jika suku bunga benar-benar naik.

Saat ini, investor sedang menunggu data manufaktur yang akan keluar pada Rabu waktu setempat dan juga angka tenaga kerja yang akan keluar pada Jumat. Jika data-data tersebut menunjukkan kenaikan maka akan menjadi pendorong rencana kenaikan suku bunga acuan.

"Kemungkinan besar kenaikan suku bunga akan datang lebih cepat daripada yang dipikirkan banyak orang," jelas George Gero, managing director RBC Wealth Management. Ia melanjutkan, beberapa sedang menahan posisi saat ini. Tidak membeli maupun tidak menjual juga.

Guberur Bank Sentral AS Janet Yellen mengatakan bahwa kenaikan suku bunga akan sesuai dengan rencana awal jika memang segala data ekonomi yang ada mendukung. Pernyataan dari Yellen ini seakan memberikan tekanan dari pernyataan dewan gubernur lainnya yang menyatakan bahwa kenaikan suku bunga kemungkinan besar bisa dua sampai tiga kali di tahun ini.

Menurut Analisis dari Capital Economics, harga emas bisa jatuh ke bawah US$ 1.000 per troy ounce jika Bank Sentral AS menaikkan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan. Pasar akan berubah arah dan dalam beberapa saat akan masuk ke masa pergantian.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya