Liputan6.com, Pyongyang - Ada Facebook di Korea Utara, bukan yang asli, melainkan tiruan alias KW. Situs 'kloningan' jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg beralamat di StarCon.net.kp.
Tak hanya memuat istilah 'facebook', StarCon juga memiliki fitur-fitur seperti dalam situs jejaring sosial lainnya.
Belum jelas siapa yang menciptakan StarCon, bisa jadi itu adalah proyek uji coba layanan internet yang akan ditawarkan pada operator telekomunikasi lokal Korut.
Baca Juga
Advertisement
Namun, beberapa saat setelah keberadaannya terendus, situs itu tiba-tiba diretas dan kini tak bisa dibuka kembali.
Menurut laporan yang dikutip dari BBC, Rabu (1/6/2016), keberadaan StarCon ditemukan Doug Madory, peneliti dari firma manajemen jaringan Dyn. Ia mengatakan, sungguh jarang menemukan situs yang berada dalam domain Korea Utara atau .kp di negara paling menutup diri di muka Bumi itu.
Dari nama situsnya, diduga kuat StarCon terkait dengan layanan telekomunikasi Star di Korut.
Akun Parodi?
Situs jejaring sosial StarCon diperkirakan dibangun menggunakan paket perangkat lunak (software) yang disebut phpDolphin.
StarCon memiliki sejumlah fitur seperti newsfeed, sistem pesan, ruang pribadi (personal spaces), seperti yang terlihat dalam situs-situs media sosial lain.
Namun, sejumlah laman dalam situs tersebut belum rampung dikerjakan, masih dipenuhi teks pengisi untuk contoh naskah atau isi website.
"Saya tak yakin itu dimaksudkan untuk bisa diakses dari luar Korea Utara," kata Madory kepada BBC.
Namun, StarCon dalam Twitter-nya mengaku orang-orang untuk membuat laman pribadi dalam situs tersebut, dan mulai menggunakannya untuk bertukar pesan.
Salah satu akun yang kali pertama dibuat adalah prodi dari pemimpin Korut Kim Jong-un. Namun belum jelas apakah Sang 'Supreme Leader' ikut andil dalam kemunculan StarCon.
Orang-orang di luar Korut menciptakan sekitar 300 akun di StarCon -- sepanjang eksistensinya yang sekejap mata.
"Ada banyak orang yang mendaftar, berdasarkan komentar-komentarnya, diduga mereka mengira bisa mengontak warga Korut lewat situs itu," tambah Madory.
"Saya yakin tak ada satu pun rakyat Korea Utara yang pernah menggunakannya, meski faktanya domain situsnya ada di Korut."
Sehari setelah ditemukan, situs tersebut diretas dan mengarahkan pengunjung ke sebuah video YouTube. Setelah itu, StarCon offline selamanya.