Upaya Kemendag Genjot Ekspor ke Yordania

Berdasarkan data BPS, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Yordania tercatat US$ 95,233 juta pada 2015.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 01 Jun 2016, 20:16 WIB
Ratusan peti kemas di area JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/11). Badan Pusat Statistik menyebutkan kinerja ekspor Indonesia pada kuartal III 2015 minus 0,69 persen dan impor minus 6,11 persen dibanding tahun lalu. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan/ Kemendag berupaya meningkatkan nilai ekspor Indonesia. Salah satu langkah dilakukan dengan Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan menggandeng Kedutaan Besar Yordania di Jakarta dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur untuk mengadakan aktivasi pengembangan kerja sama ekspor bagi 60 pelaku usaha di Surabaya.

"Aktivasi kerja sama pengembangan ekspor ini digelar untuk meningkatkan kinerja ekspor Indonesia ke Yordania dan salah satu upaya mengatasi defisit perdagangan," ujar Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Ditjen PEN Dody Edward dalam keterangan tertulis, Rabu (1/6/2016).

Ke depan, para pelaku usaha Indonesia akan lebih memahami karakteristik potensi dan kendala di pasar Yordania. Selain itu, pelaku usaha juga dapat memperoleh informasi secara lebih detail tentang pasar Yordania.

Saat ini, neraca perdagangan Indonesia-Yordania masih mengalami defisit. Defisit perdagangan ini dipicu oleh besarnya impor non-migas Indonesia dari Yordania.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Yordania tercatat US$ 95,23 juta pada 2015. Sementara itu, impor nonmigas Indonesia dari Yordania pada tahun yang sama tercatat sebesar U$ 160,78 juta. Indonesia pun mengalami defisit sebesar US$ 65,54 juta.

Pada periode Januari-Maret 2016, nilai total perdagangan Indonesia-Yordania tercatat US$ 57,51 juta. Ekspor Indonesia ke Yordania sebesar US$ 21,75 juta meliputi produk nonmigas, antara lain kayu lapis, pasta, ikan olahan tuna, kertas dan ban.

Sementara itu, impor Indonesia dari Yordania sebesar US$ 35,76 juta yang meliputi produk nonmigas, produk senyawa kimia, limbah kertas dan tembaga.

Dody menambahkan, aktivasi pengembangan ekspor di Surabaya, Jawa Timur, ini merupakan implementasi dari pernyataan bersama yang telah ditandatangani Dirjen PEN dengan Investment Commission the Hashemite Kingdom of Jordan pada 2 Juni 2014 di Amman, Yordania.

Pernyataan bersama itu memuat keinginan kedua belah pihak untuk meningkatkan hubungan kerja sama antarkomunitas bisnis kedua negara, salah satunya melalui pertukaran informasi di perdagangan.

Sementara itu, Duta Besar Yordania untuk Indonesia Walid Al Hadid menjelaskan potensi pasar Yordania dan peluang kerja sama perdagangan antara pelaku usaha Indonesia dengan Yordania dalam mendorong peningkatan ekspor Indonesia ke pasar Yordania.

"Untuk memperkuat kemitraan kedua negara, perlu ditingkatkan hubungan kerja sama di bidang perdagangan dengan Yordania secara lebih luas dan komprehensif. Ada banyak sektor yang masih perlu digarap Indonesia melalui kerangka kerja sama ini," ujar Walid.

Walid menuturkan, peluang Indonesia untuk meraih surplus. Ia mengatakan, Indonesia perlu melihat produk yang diimpor Yordania dari dunia antara lain mobil, produk otomotif, dan suku cadangnya, furnitur, makanan olahan, serta kopi.

Produk-produk itu juga diekspor Indonesia ke berbagai negara lainnya. Dengan demikian diharapkan Indonesia juga mampu memenuhi kebutuhan pasar Yordania itu.

Tahun lalu, kegiatan serupa telah dilakukan di Bandung, Jawa Barat yang diikuti sekitar 60 pelaku usaha Indonesia. Kegiatan itu mendapat respons positif dari pelaku usaha di Bandung. Para pelaku usaha banyak mendapat informasi lebih detail mengenai produk yang diminati konsumen Yordania termasuk hal teknis mengenai kemasan dan dokumen ekspor. (Fik/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya