Liputan6.com, Jakarta - Kelurahan Pejagalan, Jakarta Utara masuk dalam peringkat tiga terbawah di aplikasi laporan warga atau Qlue per 1 Juni 2016.
Lurah Pejagalan Maskur menolak jika peringkat tersebut dijadikan ukuran ketidaksiapan pihaknya menangani persoalan di lingkungannya.
Menurut Maskur, kebanyakan persoalan di wilayahnya bukan wewenangnya. Dia mencontohkan seperti banyaknya lampu taman dan jalan rusak di Pejagalan.
"Ya kalau masalahnya lampu mati, taman, maupun jalan rusak, atau juga seperti parkir liar ya itu bukan wewenang saya mengatasinya. Itu wewenang pihak sektoral. Masa iya parkir liar yang nangani Lurah? Kan Sudinhubtrans Jakut yang menangani," kata Maskur saat dikonfirmasi via telepon di Jakarta Utara, Rabu sore (1/6/2015).
Baca Juga
Advertisement
Dia menegaskan, terkait persolan yang bukan wewenangnya, pihaknya hanya bisa menindaklanjuti ke pihak terkait. Kendati begitu, Maskur mengakui di wilayahnya bukan berarti tanpa masalah.
"Saya langsung koordinasi dengan Sudin terkait. Karena kan bukan saya yang berwenang. Tapi memang permasalahan di sini banyak tapi bukan kewenangan saya semua," ujar Maskur.
Siap Dipindah
Maskur menyatakan, sebagai bawahan dia siap mengikuti apapun intruksi dari atasan. Termasuk harus dipindah karena catatan mengecewakan ini.
"Jikalau itu sudah dikehendak beliau (Ahok). Ya saya terima. Kan dia pimpinan saya. Kita terima saja," tutur Maskur.
Maskur pun tak mau ambil pusing dan terlalu serius soal rendahnya peringkat Kelurahan Pejagalan di aplikasi Qlue yakni 44 poin dan terhitung ada 428 laporan. Yang jelas, kata Maskur, pihaknya merasa sudah bekerja sesuai prosedur dan maksimal.
"Kita terima saja," tutup Maskur.