Liputan6.com, Depok - Vinsensius Billy, mahasiswa Universitas Indonesia (UI), ditemukan tewas di lantai tiga kamar kosnya, Rumah Kos UNICA Tower G, Jalan Transmisi Nomor 6, RT 004 RW 003, Kelurahan Kukusan Beji, Kota Depok, Selasa 31 Mei lalu sekitar pukul 08.15 WIB.
Kapolres Kota Depok AKBP Harry Kurniawan menegaskan, Vinsen murni bunuh diri. Itu disebabkan polisi tak menemukan indikasi keterlibatan orang lain dalam kematian pemuda 23 tahun yang ditemukan dalam posisi gantung diri tersebut.
"Dari keterangan saksi dan fakta temuan di TKP (tempat kejadian perkara), kunci pintu menggantung tertutup dari dalam, sehingga perlu didobrak. Kamar jendela pun terkunci semua, menggunakan terali dan tali simpul yang mengikat di leher almarhum mengindikasikan korban bunuh diri," kata Harry kepada Liputan6.com, Kamis (2/6/2016).
Baca Juga
Advertisement
Harry menuturkan, pihak keluarga sudah ikhlas menerima kepergian Vinsen dan keberatan jika dilakukan autopsi. Karena itu, niat polisi untuk menyelidiki penyebab pasti kematian mahasiswa semeter 8 itu tak bisa dilakukan. Keluarga hanya memberi keterangan bahwa Vinsen memang mengidap penyakit.
"Pihak keluarga sudah ikhlas terkait penyebab almarhum meninggal bunuh diri tersebut. Mereka bilang korban memang sakit," ujar Harry.
Kapolsek Beji Kompol Ni Gusti Ayu mempertegas pernyataan kapolres bahwa polisi tak menemukan tanda-tanda bekas kekerasan di tubuh Vinsen. Dengan demikian, kesimpulan awal Vinsen memang tewas bunuh diri. "Kita tidak menemukan tanda-tanda kekerasan," ujar kapolsek.
Sosok Pendiam
Ia mengaku polisi belum memiliki data apa pun terkait keterangan motif korban bunuh diri. Ia mengatakan anggotanya belum meminta keterangan resmi saksi-saksi. Ditambah lagi, sulit untuk mengorek informasi tentang perilaku terakhir Vinsen sebelum bunuh diri karena pemuda itu dikenal pendiam di lingkungannya.
"Kita enggak tahu latar belakangnya apa, itu harus dilidik. Orangtua dan teman-temannya harus di-BAP. Kalau dari keterangan para saksi, korban orangnya pendiam, jadi mereka tahunya gantung diri saja," Ayu menjelaskan.
Pihak RS Polri Kramatjati, tempat jenazah mahasiswa UI itu disemayamkan pun menjelaskan hal senada bahwa sulit bagi dokter forensik memastikan penyebab kematian tanpa proses autopsi.
"Korban mahasiswa UI itu, keluarganya menolak autopsi. Kalau mencari penyebab pastinya susah tanpa autopsi," ujar Wakil Kepala Rumah Sakit RS Polri Kombes Musyafak.