Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri World Economic Forum (WEF) on ASEAN 2016 di Malaysia pada Kamis (2/6/2016). Dalam forum ekonomi tersebut Jusuf Kalla membawa isu upah layak bagi buruh.
Saat mengisi pidato forum yang mengambil tema: Agenda ASEAN untuk inklusi dan pertumbuhan, Jusuf Kalla meminta kepada seluruh negara peserta forum untuk membuat kesepakatan bersama dalam menentukan upah layak buruh di ASEAN.
"Kita tidak harus memaksa tenaga kerja berkompetisi menjadi semakin murah, lalu mereka (investor) ke negara yang upahnya murah. ASEAN harus kerjasama membuat upah minimum ASEAN, agar mereka tidak membuat kita berkompetisi (soal buruh murah),” tegas JK, dalam keterangan pers yang diterima Liputan6.com.
Selain itu, JK juga menekankan pentingnyakesetaraan dalam membangun kerjasama dengan negara-negara di ASEAN.
Baca Juga
Advertisement
Ia menuturkan pula persaingan antar negara dalam ASEAN Economic Comunity (AEC) diharapkan tidak menghambat salah satu negara untuk tetap tumbuh dan berkembang, justru sebaliknya dapat memperluas ekonomi secara inklusi.
“ASEAN, selain bekerjasama juga berkompetisi. Contohnya tenaga kerja, banyak perusahaan besar telah membuat kita berkompetisi, seperti produsen sepatu, garmen. Mereka katakan oke, kita buka pabrik disini jika harganya cocok tapi mereka pergi ke Kamboja dan vietnam. Dan mereka menjualnya ke negara lain dengan harga lebih mahal. Mereka buat di negara kita US$ 15 dan jual US$ 100. Ini bukan kesetaraan,” papar dia.
Jusuf Kalla menyadari pentingnya kerja keras untuk membangun pertumbuhan ekonomi secara inklusif. Pemerintah Indonesia terus mendorong Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk dapat meningkatkan kapasitasnya sehingga mampu bersaing di tingkat global.
“Kita harus bekerja keras untuk adanya sebuah inklusi. Bagaimana meningkatkan level dari usaha kecil menengah menjadi lebih aktif, karena itu kami membuat program besar inklusi keuangan. Ini program besar dalam masa pemerintahan kami saat ini,” ujar mantan Ketua Umum Golkar itu.
WEF on ASEAN kali ini dihadiri oleh sejumlah pemimpin negara ASEAN yakni Perdana Menteri Malaysia Dato' Sri Mohd Najib bin Tun Haji Abdul Razak sebagai tuan rumah, Perdana Menteri Kamboja Samdech Techo Hun Sen, Perdana Menteri Timor-Leste Rui Maria de Araújo, Wakil Perdana Menteri Vietnam Trinh Dinh Dung, dan Anggota Dewan Manajer Bank Dunia, Philipp Rösler.