Liputan6.com, Manila - Presiden terpilih Filipina, Rodrigo Duterte tak henti-hentinya mengeluarkan pernyataan kontroversial. Kali ini, ia mengancam akan membunuh para jurnalis yang menerima suap atau korupsi lain.
"Sebagian besar dari para jurnalis itu bersih. Tetapi, tidak semua mereka itu bersih," ucap Duterte seperti dikutip dari Reuters, Kamis (2/6/2016).
"Bukan berarti jika anda kurang ajar tapi anda jurnalis anda akan bebas dari pembunuhan," sambung dia.
Pernyataan Duterte ini segera dikecam insan pers negara tersebut. Salah satu yang berkata lantang dan mengecamnya adalah Kepala Persatuan Jurnalis Nasional Filipina, Ryan Rosuaro.
Rosuaro mengatakan, pernyataan tersebut tak pantas keluar dari seorang presiden terpilih. Pasalnya, pembunuhan dan kebebasan media bukan merupakan candaan.
"Begitu mengkhawatirkan Presiden terpilih Duterte membenarkan pembunuhan terhadap jurnalis yang terlibat korupsi," jelasnya.
Sekretaris Badan Komunikasi Kepresidenan Filipina, Herminio Coloma juga berpendapat sama dengan Rosuaro. Ditegaskannya, jurnalis punya dasar untuk dilindungi.
Baca Juga
Advertisement
"Kami menyayangkan proporsi terkait beberapa jurnalis yang sudah diserang atau dibunuh ketika mereka dipandang terlibat korupsi," sebut Coloma.
"Tugas pemerintah adalah menangkap, mengadili dan menghukum semua pihak yang bertanggungjawab atas kekerasan terhadap media," tegas dia.
Komentar dari Duterte dinilai banyak pihak pantas mendapat kecaman. Hal ini terkait fakta bahwa Filipina ada di peringkat atas negara yang tak aman bagi jurnalis.
Tercatat, ada dari 1986, ada sekitar 175 jurnalis yang terbunuh di Filipina karena berbagai sebab.