Liputan6.com, Jakarta- Piala Eropa 2016 dalam hitungan hari akan dimulai. Turnamen empat tahunan itu dihelat 10 Juni hingga 11 Juli 2016 di Prancis. Beberapa hari jelang laga pembuka, kecemasan akan adanya serangan teroris semakin meningkat. ISIS diduga berencana menyerang ajang bergengsi ini.
Baca Juga
- Mourinho Datang, Bintang Valencia Menyusul ke MU
- Detik-detik Buaya Raksasa Ganggu Turnamen Golf
- 5 Wonderkid Bersinar di Tangan Mourinho
Advertisement
Ajang besar macam Piala Eropa 2016 jadi sasaran empuk ISIS untuk menebar teror. Pasalnya ada 2,5 juta orang yang diperkirakan akan datang ke Prancis untuk menyaksikan turnamen yang diikuti 24 negara Eropa itu. Banyaknya turis yang datang membuat simpatisan ISIS dapat lebih mudah menyusup masuk ke Prancis selama Piala Eropa 2016 berlangsung.
Ancaman serangan ISIS di tengah-tengah berlangsungnya Piala Eropa sangat nyata. Sebab dalam dua tahun terakhir telah terjadi tiga kali serangan teroris di Eropa. Prancis bahkan dua kali merasakan serangan dari kelompok ISIS. Sedangkan satu serangan lain terjadi di Belgia.
Yang lebih mencemaskan, ISIS pernah mencoba meledakkan stadion terbesar di Prancis, Stade de France, November lalu, saat Les Bleus tengah berhadapan dengan Jerman pada laga uji coba. Beruntung ketika itu bom hanya meledak di luar stadion. Akhir-akhir ini ISIS juga sering menyasar penggemar sepak bola yang sedang menonton baik di stadion maupun lewat layar kaca.
Menurut laporan Daily Mail, petinggi kepolisian Inggris, Rob Wainwright memperkirakan ISIS memang berencana melakukan serangan skala besar saat Piala Eropa berlangsung.
"Saya tidak ragu sama sekali bila Euro berada dalam daftar target potensial bagi ISIS, untuk alasan yang jelas. Ancaman sangat tinggi. Kami telah belajar banyak dari serangan November lalu," tutur Wainwright.
Pernyataan Wainwright ini didasari adanya temuan kepolisian Prancis pada laptop aktor utama serangan di Belgia, Salah Abdeslam. Dalam dokumen tersebut, ISIS merencanakan serangan mematikan terhadap suporter Inggris yang datang menonton Piala Eropa 2016 di Prancis. Rencana serangan yang dilakukan sangat mengerikan.
ISIS berniat menggunakan bom bunuh diri, hingga senjata kimia untuk membunuh suporter Inggris sebelum The Three Lions melawan Rusia 11 Juni di Marseille. Serangan rencananya akan dilakukan saat fans Inggris sedang berada di fan-zone resmi.
Mengantisipasi serangan ISIS, Inggris berencana melarang fans mereka yang datang ke Prancis untuk minum-minum di luar bar. Pasalnya dikhawatirkan ISIS akan melakukan serangan berupa penembakan di luar bar.
Abdeslam memang sudah ditangkap dan sekarang mendekam di penjara terbesar di Eropa, Fleury-Merogis. Namun kecemasan akan serangan teroris selama Piala Eropa masih sangat besar. Pengikut Abdeslam dan simpatisan ISIS lainnya mungkin saja akan melanjutkan rencana Abdeslam sebagai balas dendam atas penangkapan pria 26 tahun itu.
Kecemasan akan adanya serangan teroris selama Piala Eropa 2016 juga muncul karena Amerika Serikat pada awal Juni ini mengeluarkan peringatan kepada warga negaranya untuk menghindari ajang empat tahunan itu. "Banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Eropa di musim panas akan menjadi target yang lebih besar untuk teroris," sebut Departemen Luar Negeri dalam pernyataannya seperti dikutip CNN, Selasa (1/6/2016).
Dalam travel alert-nya bagi warga AS, Kementerian Luar Negeri AS menyebut kemungkinan serangan teroris tak hanya terjadi di Prancis, namun seluruh wilayah Eropa.
Tak hanya kejuaraan sepakbola, peringatan juga muncul terkait dengan penyelenggaraan Tour de France dan the Catholic Church's Youth Day di Krakow, Polandia. Kedua ajang ini diperkirakan akan menarik 2,5 juta pengunjung.
Pemerintah Prancis berusaha keras mencegah ISIS mengacaukan Piala Eropa 2016. Pihak keamanan Prancis akhir-akhir ini sering melakukan simulasi pencegahan serangan teroris di stadion.
Prancis berjanji akan melakukan apapun untuk memastikan ISIS tidak menyerang Piala Eropa 2016. Prancis yakin bisa mencegahnya sehingga mereka menolak permintaan sejumlah pihak agar membatalkan Piala Eropa 2016.
Untuk menjamin keamanan Piala Eropa 2016, Prancis akan mengerahkan lebih dari 90.000 polisi dan petugas keamanan. Mereka juga memperpanjang status negara dalam keadaan darurat.