Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah tengah bersiap melaksanakan proyek pembangunan jaringan serat optik nasional yang diberi nama Palapa Ring.
Namun, proyek yang dibagi dalam tiga paket ini--Paket Barat, Tengah, Timur--masih menyisakan paket Timur sebagai proyek yang belum menemukan pemenang.
Namun, berdasarkan informasi terbaru dari Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, paket Timur memilki skema yang sedikit berbeda dari dua paket sebelumnya.
Ditemui di sela-sela pembukan Indonesia Celluler Show (ICS) 2016, ia menuturkan skema implementasi Palapa Ring Paket Timur dibagi dua.
Pembagian itu bukannya tanpa alasan, Rudiantara mengatakan hal itu disebabkan kondisi geografis solusi inline untuk Papua yang lebih sulit dan kompleks. Selain itu, ketidakpastian wilayah tersebut juga lebih tinggi ketimbang Maluku.
"Proyek ini akan jalan terus di Papua dibantu Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Bappenas. Jadi, saat bangun jalan akan juga membuat ducting di sebelahnya," ujar Rudiantara, saat ditemui di Jakarta, Kamis (2/6/2016).
Baca Juga
Advertisement
Menurutnya, ini merupakan bagian dari strategi untuk membangun Papua. Jadi, tak hanya Palapa Ring, Bappenas juga menjadi koordinator semua infrastruktur di Papua termasuk pembangunan jalan raya dan pelabuhan laut.
"Perubahan skema yang mendadak tak mengubah jumlah wilayah, jumlah kabupaten yang di-cover tidak dirubah," ucap pria yang akrab disapa Chief RA tersebut. Perubahan ini hanya mencakup skema yang lebih modular.
Pria yang akrab disapa Chief RA juga mengungkap, pemenang Palapa Ring tak akan dibagi dua, tapi jumlahnya akan lebih kecil lagi. Sebelumnya ada tujuh perusahaan yang siap memperebutkan proyek Palapa Ring Paket Timur.
Rencananya, proyek Palapa Ring selesai pada akhir 2018 dan mulai beroperasi di awal 2019. Palapa Ring Paket Timur sendiri mencakup wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat, dan Papua dengan total panjang kabel serat optik sekitar 6.300 km.
(Dam/Cas)