Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah acuan global, Brent ditutup di atas US$ 50 per barel pada Kamis untuk pertama kalinya sejak November,
Harga sebelumnya melemah pada sesi awal saat OPEC memilih untuk tidak membekukan produksi pada pertemuannya di Wina, Austria, Namun pasar pulih setelah data ekonomi AS dirilis menjelang siang.
Data ekonomi AS menunjukkan bagaimana kondisi sudah lebih dari setahun perusahaan minyak telah menurunkan pasokan, membantu untuk mengurangi pasokan tanpa campur tangan dari OPEC.
Brent ditutup naik 32 sen ke level US$ 50,4 per barel,harga paling tinggi sejak November. Harga minyak AS untuk Juli naik 16 sen atau 0,3 persen ke level US$ 49,17 per barel.
Baca Juga
Advertisement
Persediaan minyak mentah AS turun 1,4 juta barel dalam pekan lalu.
"Angka-angka permintaan menguat untuk bensin dan bahan bakar lainnya," ujar Senior Vice President Herbert J Sims and Co, Donald Morton dilansir dari BBC, Jumat (3/6/2016).
Persediaan minyak mentah AS telah jatuh dalam beberapa pekan terakhir, namun tetap dekat level tertinggi dalam lebih dari 80 tahun, tanda kebanyakan minyak mentah global telah membebani harga sejak 2014
Produksi minyak mentah dalam negeri AS juga turun ke level mingguan terendah sejak September 2014, kata lembaga itu, yang menunjukkan bahwa pemotongan belanja oleh perusahaan minyak mengambil bagian mereka pada output.
Juga pada Kamis, OPEC tidak setuju untuk menerapkan pagu produksi pada pertemuan di Wina.