Liputan6.com, Washington DC - US House Speaker atau Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat Paul Ryan, menyatakan dukungannya kepada Donald Trump -- calon presiden dari Partai Republik di pemilu AS kali ini.
Ryan kemudian menulis di surat kabar setempat, mereka berdua memiliki lebih banyak landasan bersama dibanding ketidaksepakatan. Meski ia menyadari ada perbedaan di antara keduanya.
Advertisement
"Bukan rahasia bahwa ia dan saya memiliki perbedaan. Saya tidak akan berpura-pura atau sebaliknya," ungkap Ryan.
"Dan ketika saya merasa perlu mendukungnya, maka saya akan terus menyampaikan pemikiran saya. Tetapi kenyataannya, pada isu-isu yang membentuk agenda kami, kami memiliki persamaan mendasar daripada perselisihan," imbuh dia seperti dikutip dari BBC, Jumat (3/6/2016).
Langkah ini merupakan hal yang penting bagi persatuan Partai Republik, setelah beberapa politikusnya terkejut melihat popularitas pengusaha properti tersebut.
"Saya akan memilih @realDonaldTrump dalam musim gugur ini. Saya yakin dia akan membantu agenda parlemen GOP (Partai Republik) menjadi undang-undang," tulis Ryan melalui akun Twitter miliknya.
Pada kesempatan itu, Ryan juga menyerang Hillary Clinton, yang kemungkinan menjadi lawan Trump.
"Nyonya Clinton di Gedung Putih artinya empat tahun lagi terjadi kronisme liberal dan pemerintahan lebih banyak untuk dirinya sendiri daripada orang-orang yang dilayaninya," kata Ryan.
Ryan merupakan polikus paling senior di Partai Republik. Sebelum pernyataan dukungan ini, dia dan Trump sudah melakukan serangkaian pertemuan untuk menemukan pemikiran landasan bersama.
Kendati demikian, beberapa tokoh Partai Republik, termasuk dua mantan presiden -- George H W Bush dan George W Bush -- sudah menyatakan penolakan mendukung Trump.
Sementara bakal calon presiden dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, menyerang Trump yang menurutnya memiliki usulan kebijakan luar negeri tak jelas dan membahayakan.
"Dia bukan hanya tidak siap, tapi tak layak dan temperamental. Dia bukan seseorang yang sebaiknya mendapatkan kode nuklir," ucap Hillary.
Lewat pesan di Twitter, Trump menyerang balik Hillary. "Penipu Hillary tak punya kredibilitas lagi, terlalu banyak kegagalan di kantornya," tulis dia.
Hillary Clinton juga mengatakan Amerika akan membuat "kesalahan bersejarah '' jika memilih Trump.