Liputan6.com, India - Sekitar 2.234 warga India terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) saat menerima transfusi darah di rumah sakit. Jumlah angka sedemikian banyak ini terjadi hanya dalam 17 bulan terakhir seperti diungkap National AIDS Control Organisation (NACO).
Data ini diungkap NACO merespon petisi yang dilakukan aktivis informasi Chetan Khotari. Saat berbicara dengan BBC, Khotari mengaku kaget dengan angka tersebut dan meminta mengungkap angka sebenarnya.
Advertisement
"Ini data resmi yang dijalankan oleh NACO dan saya yakin pada kenyataan angkanya bisa dua kali lipat lebih banyak," tutur Khotari dikutip laman BBC, Jumat (3/6/2016).
Pasien yang terinfeksi HIV dari tranfusi darah di rumah sakit paling banyak terjadi di negara bagian utara India yakni Uttar Pradesh. Dalam catatan Kothari ada sekitar 361 kasus.
Lalu di negara bagian barat Gujarat terhadap 292 kasus, lalu 276 kasus di Maharashtra. Ada juga kasus di Delhi dengan 264 kasus. Seharusnya rumah sakit yang melayani donor darah bisa memastikan darah yang diambil bebas dari HIV, Hepatitis C dan B, malaria maupun infeksi lainnya.
"Namun untuk biaya tes amat mahal yakni sekitar 1.200 rupee (setara dengan Rp 246.600) setiap kali melakukan tes dan sebagian besar rumah sakit di India tidak memiliki fasilitas tes ini. Bahkan di kota besar seperti Mumbai hanya ada tiga rumah sakit swasta yang memiliki fasilitas pengujian HIV," tutur Kothari.