Liputan6.com, Athena - Beberapa orang penyelam menemukan benda mirip ban dan dasar laut yang tampak beraspal di dekat Pulau Zakynthos, Yunani. Atas temuan tersebut, mereka mengira bahwa daerah itu dulunya merupakan kota kuno.
Namun dugaan mereka salah, karena menurut ilmuwan temuan tersebut terbentuk secara alami.
Penelitian baru yang dipublikasi di jurnal Marine and Petroleum Geology mengungkap, benda yang diduga berasal dari dari kehidupan kuno itu sebenarnya terbentuk karena fenomena geologi yang terjadi sekitar 5 juta tahun lalu.
"Situs yang tadinya diduga merupakan peninggalan arkeologis itu ditemukan oleh wisatawan yang sedang berenang dan mereka berpikir menemukan sebuah batu hasil kerajinan tangan manusia," ujar ketua penelitian, Profesor Julian Andrews dari University of East Anglia's School of Environmental Sciences.
Baca Juga
Advertisement
Pihak berwenang Yunani kemudian menyelidiki tempat itu. Namun mereka tak menemukan bukti bahwa lokasi tersebut dulunya merupakan sebuah kota.
"Secara misterius, tak ada tanda-tanda peradaban -- seperti tembikar," ujar Andrew.
Setelah dilakukan analisa awal, Andrews dan Profesor Micahael Stamatakis dari Departemen Geologi dan Geoenvironment di University of Athens kemudian meneliti kandungan mineral dan tekstur temuan tersebut.
"Kami menyelidiki situs tersebut, yang terdapat di antara 2 dan 5 meter di bawah laut dan menemukan bahwa benda itu terbentuk karena fenomena geologi yang terjadi secara alami," jelas Andrews.
Asal-usul Terbentuknya 'Situs Kuno' di Dasar Laut
Dikutip dari CNN, Jumat (3/6/2016), Andrews menjelaskan bahwa stuktur berbentuk lempengan dan donat merupakan struktur khas dari mineralisasi rembesan hidrokarbon. Di dasar laut, reaksi gas alam memang sering terjadi.
"Kami menemukan bahwa distribusi linear dari struktur donat kemungkinan besar merupakan hasil dari sub permukaan yang sepenuhnya belum pecah -- akibat dari aktivitas gas," jelasnya.
"Situasi ini hampir sama seperti pipa di dasar laut."
Seperti yang dijelaskan dalam laporan, mikroba dalam sedimen menggunakan karbon metana sebagai bahan bakar. Hal tersebut mengubah kandungan kimia dalam sedimen untuk membentuk semen alami yang dikenal sebagai concretion.
"Dalam hal ini semen adalah mineral yang disebut dolomit yang jarang terbentuk di air laut, namun dapat terbentuk pada sedimen kaya mikroba.
Penemuan Langka
Sebenarnya banyak penemuan seperti ini di dunia, namun biasanya ditemukan di lokasi yang lebih dalam.
Walaupun proses tersebut bukan merupakan sesuatu yang luar biasa, namun karena tempat ditemukannya berada di lokasi yang lebih dangkal, hal itu membuatnya jadi langka.
"Sebagian besar penemuan dilaporkan terjadi di tempat yang lebih dalam, tapi terdapat contoh yang ditemukan di Laut Utara letaknya tak begitu dalam," jelas Andrews.
"Kali ini proses tersebut terletak tepat di pesisir dan membuatnya menjadi langka," tambahnya.
Meskipun 'kota yang hilang' menarik para penyelam, namun Andrews mengira bahwa penemuan tersebut tak akan berimbas pada pariwisata.
"Mereka sangat cantik dan orang-orang senang untuk melihat struktur yang aneh," ujarnya.
"Hal itu mirip batu karang, jadi mereka berfungsi sebagai tempat tinggal ikan kecil untuk hidup," tambahnya.