Liputan6.com, Jakarta Stand Up Comedy menjadi tayangan hiburan favorit yang digandrungi penonton baik di televisi maypun di panggung offline. Sejak kemunculannya para komika (sebutan orang yang melakukan stand up comedy), penonton layar kaca tidak hanya mendapat hiburan saja, melainkan guyonan kritis yang kerap kali disentil.
Advertisement
Bayangkan, asyiknya berdiri di panggung, lalu bermodalkan ucapan-ucapan menggelitik memang mengagumkan. Namun, kamu tak akan pernah menyangka. Untuk membuat penonton tertarik pada aksi komedi ternyata bakat bukan poin utama untuk menjadi komika hebat.
Kerja keras justru menjadi kuncinya. Mo Sidik, komika yang tengah menjadi mentor di Stand Up Comedy Academy mengungkapkan kerja keras akan mengalahkan bakat.
"Meskipun terlihat instan, kita enggak instan. Dunia stand up comedy termasuk dunia yang sebenarnya enggak butuh apa-apa. Selera komedi itu enggak butuh kemampuan bakat.
Yang paling penting ya kerja keras. Kerja keras akan mengalahkan bakat. Kalau bakat bagus tapi kerja keras kurang ya kurang," kata Mo Sidik dalam sesi berbagi pengalaman di acara Emtek Goes To Campus 2016 di IPB, Bogor, Jawa Barat (3/6).
Tak hanya itu, kerja keras yang dilakukan demi menjadi stand up comedy dapat mengubah kehidupan kamu. Latar belakang pendidikan dan profesi kamu yang diampu bisa berubah setelah tertarik dunia stand up comedy.
Bagi kamu yang seorang dokter, ahli kimia, penulis, dan guru musik tatkala kamu mempunyai ketertarikan terhadap dunia komika. Sah-sah saja kamu mencoba berstand up comedy. Bila kamu merasa pas dengan hati, dunia komika adalah dunia kamu.
Jalani dan buktikan kamu mampu mendalami dunia komika. Bukan karena bakat yang kamu punya tapi kerja keras yang kamu lakukan sepenuh hati.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.