Hutan Hilang, Kabupaten Serang Krisis Air

Krisis di Serang diperparah dengan hilangnya hutan yang menjadi tempat resapan, penyimpanan, dan sirkulasi air.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 04 Jun 2016, 13:33 WIB
Krisis di Serang diperparah dengan hilangnya hutan yang menjadi tempat resapan, penyimpanan, dan sirkulasi air.

Liputan6.com, Serang - Kabupaten Serang kehilangan air tanahnya sebesar 40 persen. Hal ini diperparah dengan hilangnya hutan yang menjadi tempat resapan, penyimpanan, dan sirkulasi air.

"Perlu ada aturan yang tegas untuk melindungi hutan sebagai resapan," ujar Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah di Serang, Banten, Kamis 2 Juni 2016.

"Melalui penerbitan peraturan dan peraturan kami sedang berupaya untuk melindungi sumber air kami dengan upaya reboisasi lahan hutan," sambung dia.

Menurut adik kandung mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah itu, kehilangan air tanah ini lantaran berkurangnya ketersediaan di sumber mata air di Citaman dan Sukacai. Apalagi luas hutan hanya 5 persen dari luas wilayah Kabupaten Serang.

Dia mengaku, jajarannya tengah menjalin kerjasama dengan beberapa pihak pengembang perumahan dan perusahaan untuk membuat sumur resapan.

"Saat ini kami sedang melakukan pendekatan dengan developer dan pengembang agar dibangun sumur resapan di perumahan," tutur dia.

"Mudah-mudahan tahun ini 1.000 sumur bisa dibuat. Perlu ada partisipasi semua pihak agar masalah kekurangan air ini bisa diminimalisir," ucap Ratu Tatu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya