Liputan6.com, Jakarta - Memasuki bulan Ramadan, kebutuhan akan uang tunai meningkat secara drastis. Hal ini menjadi satu siklus yang terjadi setiap tahunnya.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Ronald Waas mengungkapkan, dalam menghadapi Lebaran atau memasuki bulan Ramadan kebutuhan yang tunai akan meningkat hingga 15 persen. "Jumlah uang yang kita persiapkan itu dibandingkan tahun lalu naiknya sekitar 13-15 persen. Kita sudah persiapkan itu," kata Ronald di Jakarta, Jumat (3/6/2016).
Baca Juga
Advertisement
Memasuki bulan Ramadan hingga perayaan Lebaran menjadi salah satu musim dimana Bank Indonesia harus menambahkan peredaran uang fisik di pasaran. Selain Lebaran, biasanya BI juga menambah uang saat tahun baru dan Hari Natal.
Sayangnya Ronald belum bisa memastikan berapa nominal yang akan diedarkan sebagai tambahan uang di pasar. "Tapi uang yang diedarkkan di masyarakat sekarang sekitar Rp 500 triliun, itu uang fisik, total yang ada di bank dan di dompet kita," tegasnya.
Peningkatan kebutuhan akan uang tunai ini, ternyata dimanfaatkan juga oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan mengedarkan uang palsu.
Ronald juga menghimbau kepada masyarakat untuk lebih waspada dan memperhatikan uang yang didapatkannya. Untuk membedakan uang palsu dengan uang asli, Ronald kembali mengingatkan cara 3D, dilihat, diraba, diterawang.
Tak hanya itu, cara paling mudah untuk membedakan uang palsu dengan mengidentifikasi benang pengaman yang terdapat di setiap uang asli. "Sama kertasnya itu biasanya rada kasar,kalau uang palsu kan kertasnya tidak dari kapas, kalau bahan uang kan dasarnya kapasnya jadi lebih kasar," tegas Ronald.