3 Penumpang Helikopter Bell Jatuh di Paniai Selamat

Salah seorang penumpang Helikopter Bell yang jatuh, dalam kondisi kritis sedangkan dua orang lainnya mengalami luka ringan.

oleh Katharina Janur diperbarui 04 Jun 2016, 11:30 WIB
Salah seorang penumpang Helikopter Bell yang jatuh dalam kondisi kritis, sedangkan dua lainnya mengalami luka ringan.

Liputan6.com, Jayapura - Helikopter jenis Bell milik PT Amur jatuh di lokasi 99, areal penambangan emas Degeuwo, Distrik Dogobaida, Kabupaten Paniai, Papua.

Helikopter yang berangkat dari Nabire menuju ke Degeuwo, sekitar pukul 08.25 WIT itu dipiloti Kombes (Purn) Kaswana dan berpenumpang tiga orang yakni Ajo, Asmar, dan Darwis serta membawa barang campuran seberat 314 kg.

Kapolres Paniai AKBP Leo Nabu menyebutkan, ada dugaan sebelum heli mendarat, angin kencang menghempas helikopter ini, hingga akhirnya menabrak tebing.

"Pilot meninggal dunia dalam perjalanan evakuasi dari lokasi 99 ke Nabire. Sementara, Asmar telah dievakuasi ke Rumah Sakit Nabire karena kondisinya kritis," kata Leo di Papua, Sabtu (4/6/2016).

Dua penumpang lainnya, yakni Ajo dan Darwis, masih berada di lokasi 99 karena kondisinya yang mengalami luka ringan.


"Wilayah Degeuwo ini bergunung dan tebing-tebing. Helikopter saat ini dalam keadaan hancur dan ada dugaan pilot mengalami benturan keras di kepala," tutur Leo.  

Kampung Degeuwo terletak di hutan belantara. Masyarakat setempat biasa berjalan kaki ke lokasi tersebut dari Enarotali, Kabupaten Paniai, walaupun harus menginap selama semalam dalam perjalanannya.

Lokasi tambang emas itu juga dapat dijangkau dengan helikopter yang biasa disewakan bagi para pengusaha emas ataupun rombongan. Biaya sewa heli per satu kali terbang mencapai Rp 25 juta rupiah atau membayar ongkos tiket yang berkisar Rp 400 - 600 ribu per satu kali terbang.

Ada empat perusahaan Helikopter yang berbasis di Nabire yakni PT Dimonim Air, PT Wira, PT Satria Helikopter, dan PT Gatari.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya