Liputan6.com, Jakarta - Petinju legendaris dunia, Muhammad Ali, tutup usia. Semasa hidupnya Muhammad Ali ternyata pernah merilis pernyataan kontroversial Donald Trump terkait pelarangan Muslim masuk Amerika Serikat.
Pernyataan itu mengemuka pada Rabu, 9 Desember 2015.
Advertisement
"Saya seorang Muslim. Adalah bukan tindakan yang Islami membunuh orang-orang tak berdosa di Paris, San Bernardino, atau siapa pun di dunia," kata Ali seperti dikutip dari ABC News edisi Kamis 10 Desember 2015.
"Muslim sejati tahu bahwa kekerasan sadis yang dilakukan mereka, yang mengklaim sebagai jihadis, bertentangan dengan prinsip hakiki agama kami (Islam)."
Pria yang terlahir sebagai Cassius Marcellus Clay Jr itu meminta semua Muslim untuk mengambil sikap terhadap mereka yang menggunakan Islam untuk mengejar kepentingan pribadi.
"Saya yakin, para pemimpin politik seharusnya menggunakan posisi mereka untuk mendorong pemahaman yang lebih baik tentang Islam, dan menjelaskan bahwa apa yang dilakukan para pembunuh (teroris) itu telah menyesatkan persepsi tentang Islam. Bukannya mengeluarkan pernyataan menyinggung SARA seperti yang dilontarkan Trump," tutur Ali.
Petinju Muhammad Ali meninggal pada Sabtu waktu Indonesia (4/6/2016), di RS Phoenix, AS. Ia menghembuskan napas terakhir pada usia 74 tahun, setelah mendapat perawatan sejak Kamis 2 Juni lalu.
Dilansir dari Guardian, Ali dirawat intensif karena mengalami gangguan pada pernapasan. Segala upaya telah dilakukan tim medis namun nyawa Ali tidak tertolong.
Sejak pensiun tahun 1981, Ali memang kerap keluar masuk rumah sakit. Terakhir, ia mendapat perawatan pada awal tahun 2015 karena didiagnosis pneumonia.
Selain itu sang petinju legendaris itu juga sudah lama mengidap parkinson. Namun, hal itu tidak mengganggunya untuk terus berkegiatan amal di seluruh dunia.
Rencananya, jenazah Muhammad Ali akan dimakamkan di kampung halamannya di Louisville. Namun pihak keluarga belum menyebutkan kapan pemakaman itu akan dilakukan.