Kisah Perjuangan Muhammad Ali Lawan Parkinson Selama 32 Tahun

Mantan juara dunia petinju Muhammad Ali telah mengidap Parkinson sejak 32 tahun lalu

oleh Fitri Syarifah diperbarui 04 Jun 2016, 14:00 WIB
Muhammad Ali. Foto: dailymail.

Liputan6.com, Jakarta Mantan juara dunia tinju Muhammad Ali telah mengidap Parkinson sejak 32 tahun lalu. Dokter menganggap, Ali merupakan salah satu orang yang kuat memerangi kondisi penyakitnya. Pukulan berulang ke bagian kepala semasa dia masih tenar bisa menyebabkan cedera otak serius yang ia alami.

Mayoritas kasus penyakit Parkinson memang muncul tanpa alasan yang diketahui, walaupun beberapa pasien selama perang dunia pertama dianggap memiliki infeksi virus.

Ali mulai menunjukkan gejala penyakit parkinson tak lama setelah pensiun dari ring tinju pada 1981. Tapi kondisinya tidak terdiagnosis sampai tiga tahun kemudian. Awalnya dia kerap mengalami tremor, pidatonya melantur, dan gerakan tubuhnya menjadi lambat. 

Kondisinya berangsur memburuk, hingga dia memiliki masalah lain seperti sulit tidur dan depresi.

Istri Ali, Lonnie Ali pernah bertutur bagaimana keseharian suaminya pasca-didiagnosis parkinson. Dia menghabiskan hari-harinya menonton wawancara TV terkenal dan menyaksikan kembali pertarungan lamanya.

"Dia sangat menikmati tayangan pertempurannya itu. Menonton pertarungan itu seolah membawanya ke momen bersejarah--dan melihat saingannya ketika itu, Joe Frazier," kata Lonnie.

Hal lain yang paling Ali cintai adalah menonton pertarungan dirinya di YouTube. "Saat melihat dirinya begitu kuat, seolah-olah dia belum pernah melihatnya. Dia juga kadang terkejut dan geli melihat wawancaranya di TV."

"Satu waktu di Michigan, dia pernah menonton dirinya dan berkata, 'aku dulu gila ya', saya jawab 'iya'," ujar Lonnie.

Bagi Muhammad Ali, penyakit parkinson yang ia derita cukup membuat matanya terbuka. Sejak itu dia jauh dari sorotan publik. Namun dia bersyukur bisa lebih dekat dengan anak dan keluarganya.

Hanya saja, Lorna menyesalkan dirinya karena sering membatasi Ali dari kesenangan masa lalunya. "Dia selalu ingin menunjukkan pada dunia, seperti apa itu Islam. Orang-orang muda yang mengaku jihad di ISIS atau mereka yang melakukan serangan mematikan itu salah," ujarnya dalam wawancara kepada the Times.

"Saya ingat persis, semasa remaja, Ali pernah mengatakan, dia ingin menjadi seseorang yang memiliki pengaruh besar saat dewasa. Namun penyakit Parkinson telah mengubah hidupnya. Meski begitu, Ali tidak pernah berubah. Dia masih menjadi orang yang positif dan terus menjadi inspirasi hidup bagi banyak orang di seluruh dunia," ujar Lorna.

Setelah berpuluh tahun lamanya berjuang melawan penyakit parkinson, legenda tinju Muhammad Ali meninggal dunia di usianya yang ke-74 tahun pada Jumat waktu setempat di Rumah Sakit Phoenix, Arizona, Amerika Serikat. Dia akan disemayamkan di kota kelahirannya, Louisville, Kentucky, Amerika. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya