Liputan6.com, Jakarta - Jelang Ramadan, taman pemakaman umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta Pusat, tak ubahnya pasar. Para pedagang mulai dari penjaja bunga, makanan, hingga mainan menyerbu pemakaman tersebut.
Selain penjaja barang, fenomena penjaja jasa doa juga ramai di pemekaman ini. Di antaranya Budiman. Berdiri berjejer di depan pintu masuk TPU Karet Bivak, dia berpakaian rapi ala seorang ustaz. Berbaju koko dan berpeci, serta bersorban.
"Kita kirim doa bersama, bu?" tanya Budiman, saat memimpin doa musiman kepada peziarah di TPI Karet Bivak, Minggu 5 Juni 2016.
Baca Juga
Advertisement
Budiman datang dari Depok, Jawa Barat bersama dua tetangganya. Sudah tiga kali Ramadan dia menekuni pekerjaan sampingan menjadi pemimpin doa di pemakaman ini.
"Doanya biasa saja. Surat pendek gitu," sambung pria 55 tahun itu kepada pelanggannya.
Sehari-hari, Budiman menjaga toko kelontong di rumahnya. Karena itu, menjelang Ramadan, dia boyong ke Ibu Kota untuk menekuni pekerjaan sampingannya itu.
"Bayaran berapa saja, saya tidak meminta dan mematok. Sekalian cari pahala mendoakan sesama muslim," ujar dia, tersenyum.
Dalam sehari, Budiman dapat mengumpulkan uang hingga Rp 500 ribu dari pekerjaan musiman ini. Biasanya, dia mulai datang ke Karet Bivak sepekan sebelum Ramadan tiba.
"Ada juga yang kasih saya makanan, saya terima juga," pungkas Budiman.