Liputan6.com, Afghanistan - Kabar duka kembali dialami awak media. Kali ini, veteran fotografer AS dari National Public Radio (NPR) David Gilkey bersama penerjemahnya harus meregang nyawa saat liputan bersama tentara Afghanistan.
Iring-iringan mereka diserang dan mobil yang dikendarai Gilkey dan Zabidullah Tamanna terkena granat. Serangan itu juga menewaskan supir mereka yang juga seorang tentara. Insiden terjadi di kota Marjah, Provinsi Helmand, tenggara Afghanistan
Dua wartawan NPR lainnya yang juga turut dalam iringan itu tak terluka. Demikian pernyataan NPR seperti dilansir BBC, Senin (6/6/2016).
Baca Juga
Advertisement
Tamanna adalah seorang fotografer dan jurnalis di Afghanistan. Ia juga menjadi penerjemah bagi Gilkey.
"David telah melakukan serangkaian liputan di negara-negara perang dan konflik seperti Irak dan Afghanistan semenjak 9/11. Ia seorang wartawan yang tangguh membantu publik melihat perang sesungguhnya. Ia meninggal dalam tugas itu," kata Michael Oreskes, wakil presiden senior NPR dalam ucapan duka cita kepada fotografer kawakan itu.
Gilkey adalah wartawan AS pertama yang tewas dalam konflik Afghanistan.
Ia telah menerima berbagai penghargaan. Termasuk pada 2011, Gilkey dipilih sebagai wartawan terpilih oleh White House Photographer's Association.
Liputan investigasi Gilkey yang terkenal adalah asuransi bagi veteran dan krisis ebola membuat NPR mendapat banyak penghargaan.
Tahun lalu, Gilkey mendapat penghargaan Edward R Murrow Award atas liputannya tentang konflik militer dan bencana alam.
Menurut data dari CPJ, Committe to Protect Journalists, 34 wartawan tewas di Afghanistan semenjak 1992, 89 persen di antaranya tewas karena perang.
Afghanistan itu merupakan salah satu negara paling berbahaya bagi wartawan.
Pada Januari 2016, setidaknya 7 wartawan dari TV Afghanistan meninggal akibat serangan bom bunuh diri di Kabul. Jurnalis asing yang tewas terjadi pada 2014. Anja Niedringhaus ditembak mati oleh polisi Afghanistan saat meliput pemilu.