Liputan6.com, Baghdad - Pertempuran perebutan wilayah Falluja, antara militer Irak melawan militan ISIS masih berlanjut. Tentara Irak makin mendesak kelompok teroris dengan merebut beberapa kota penting di sekitar Falluja.
Sontak, hal tersebut membuat ISIS panik dan mulai menjadikan puluhan ribu warga yang masih berada di dalam Kota Falluja, sebagai "perisai" mereka saat menghadapi militer Irak.
Lebih dari 50 ribu jiwa masih berada di tengah-tengah pertempuran tersebut. Militer Irak telah membuat jalur khusus bagi para warga untuk menyelamatkan diri ke kamp-kamp yang telah disediakan.
Baca Juga
Advertisement
Menurut laporan dari kelompok relawan Norwegian Refugee Council (NRC), dikutip dari Theguardian.com, Senin (6/6/2016), kelompok teroris ISIS mulai menembaki satu per satu warga yang mencoba melarikan diri melalui Sungai Euphrates.
NRC menyediakan kamp-kamp di Kota Amriyat al-Falluja, yang dihuni oleh kebanyakan warga yang berhasil melarikan diri, ketika benteng ISIS di daerah itu dikepung militer Irak.
"Tidak diketahui jumlah pasti warga yang ditembak dan dibunuh saat mencoba menyelamatkan diri," kata NRC.
Melarikan diri melalui sungai yang sekelilingnya dipenuhi dengan jebakan dan bom, merupakan salah satu jalur yang bisa ditempuh warga.
Kebanyakan dari mereka yang berhasil mencapai kam-kamp, berasal dari daerah terpencil. Sementara itu, lebih dari 50.000 warga sipil diyakini masih berada di pusat Falluja, dan menjadi 'perisai manusia' ISIS.
"Ketakutan terbesar kami mulai menjadi kenyataan. Mereka mulai menembaki warga yang mencoba menyelamatkan diri," kata Nasr Muflahi, direktur NRC.
"Ini adalah kejadian paling menakutkan yang terjadi pada pria, wanita, dan anak-anak yang tidak bersalah. Mereka meninggalkan segalanya agar dapat menyelamatkan diri menuju tempat aman," kata dia.
Kelompok relawan itu mengatakan, sekitar 18.000 warga sipil berhasil mencapai kamp, sejak pasukan Irak memulai operasi merebut kembali Falluja.