Liputan6.com, Makassar - Touring Honda Supra GTR 150 bertajuk "Back to Nature Adventure" telah berakhir. Total jarak yang ditempuh mencapai 3.013 kilometer (km) mulai dari Palangkaraya, Kalimantan Tengah hingga Makassar, Sulawesi Selatan.
Dalam sebuah kesempatan, dua peserta touring jarak jauh ini, yakni Rey dan Rahman, berbagi pengalaman kepada awak media termasuk Liputan6.com.
Sebagai pengendara Honda MegaPro, Rahman mengaku butuh penyesuaian posisi berkendara saat pertama kali mengendarai Supra GTR 150, meskipun tak tak butuh waktu lama beradaptasi.
"Pas sebelum touring kita dikasih waktu buat pengenalan. Awalnya agak aneh karena nggak biasa, tapi lama-lama enak juga. Perjalanan jauh tapi nggak bikin pegel," kata member Honda MegaPro Club Makassar.
Penunggang MegaPro lansiran 2011 itu menyebut, Supra GTR 150 memiliki mesin yang bertenaga. "Saya sempat coba ditanjakan pakai gigi empat dan lima masih bisa nanjak. Motornya juga kencang, saya dapat top speed sampai 144 (km/jam)," Rahman melanjutkan.
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu, Rey yang merupakan anggota Honda MegaPro Club Palu mengatakan, karakter jalan di tiap daerah yang dilalui berbeda-beda. Meski begitu, Supra GTR 150 sukses melibas berbagai medan.
"Manado banyak gunung jadi jalannya berkelok-kelok dan naik turun. Konturnya juga beragam ada aspal halus, bergelombang, bebatuan, sampai tanah. Bahkan ada jalan di daerah Palu yang lebih parah dari iklan (Supra GTR 150)," katanya.
Lebih lanjut dirinya mengapresiasi sistem suspensi motor berkonsep "grand touring" tersebut. "Suspensinya enak, jalan rusak kita hajar terus tapi kok nggak mentok-mentok (ban dengan spakbor depan)," akunya.
Tidak melulu tanggapan positif yang terlontar dari bibir keduanya. Hal yang dirasa kurang juga mereka utarakan.
Kekurangan
"Sayang motor ini tidak ada bagasi. Saya sih sebenarnya tidak masalah kalau tidak ada ruang bagasi, tapi yang penting kapasitas bensin dibuat lebih banyak. Karena kita kalau touring di sini jarang-jarang ketemu pom bensin," kata Rey. Menurutnya, kapasitas bensin yang ideal adalah 6 liter.
Berbeda dengan Rey, Rahman menyebut lampu LED bisa jadi kelemahan bebek touring berlambang sayap mengepak tersebut. Menurutnya, lampu LED berpotensi membuat pengendara dari arah berlawanan silau. Selain itu, pendaran lampu LED bisa mengaburkan lubang atau genangan.
"Kalau saya buat touring mending lampu kuning karena lebih jelas ngeliat permukaan jalan. Tapi kalau buat dalam Kota aja sih cukup biar kekinian," jelasnya.
Selain mengomentari kelebihan dan kekurangan Supra GTR 150, mereka juga curhat mengenai tunggangan yang sehari-hari digunakan. Keduanya berharap lahir MegaPro generasi terbaru.
"Kami sih sangat berharap ada MegaPro baru. Inginnya lebih keren lagi karena desainnya (yang model sekarang) jauh tertinggal. Kalau bisa dibuat tipe touring dan kalau bisa pakai mesin jenis yang lain (bukan seperti basis mesin CB150 dkk)," pungkasnya.