Daun Buatan Ini Mampu Ubah Energi Matahari Jadi Bahan Bakar Cair

Bahan bakar cair yang dibuat dari proses memakai cahaya matahari ini disebut-sebut dapat menjadi energi alternatif di masa depan.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 06 Jun 2016, 15:59 WIB
Ilustrasi: daun bionik yang dapat mengubah sinar matahari jadi bahan bakar cair (sumber: newsnation.com)

Liputan6.com, Jakarta - Sepasang peneliti berhasil mengembangkan daun buatan yang dapat mengubah energi matahari menjadi bahan bakar cair. Teknologi terbaru ini digadang-gadang dapat menjadi energi alternatif di masa depan. 

Adalah Daniel Nocera dari Harvard University dan Pamela Silver dari Harvard Medical School yang mengembangkan teknologi tersebut.

Keduanya mengembangkan sistem terbaru yang menggunakan tenaga matahari sebagai sumber utama. Sistem ini memanfaatkan hidrogen pemakan bakteri dan molekul air untuk memproduksi bahan bakar cair.

"Pada dasarnya, kami memiliki platform yang dapat mengubah molekul berbasis karbon," ujar Silrver, seperti dikutip dari laman Tech Times, Senin (6/6/2016). Platform ini juga disebut memiliki banyak kegunaan.

Daun bionik ini merupakan penelitian lanjutan yang pernah dilakukan keduanya. Namun saat penelitian pertama, keduanya mengalami kesulitan untuk mencegah hancurnya DNA bakteri pemakan hidrogen akibat munculnya jenis oksigen reaktif. 

Untuk itu, model terbaru ini menggunakan energi matahari agar mampu memproduksi isopropanol. Penggunaan kobalt-phosphorous sebagai katalisator ternyata mampu membuat teknologi ini tak memproduksi jenis oksigen reaktif.

Daun bionik ini mampu mengubah energi matahari menjadi energi biomassa dengan tingkat efisiensi sampai 10 persen. Jumlah tersebut jauh melampaui proses pembuatan alamiah yang yang hanya memilki efisiensi 1 persen.

Model terbaru ini juga mampu menciptakan isopentanol, isobutanol, dan pendahulu bio-plastik yang diberi nama PHB. Penemuan ini juga disambut baik peneliti lain, salah satunya Daniel G. Nocera dari Harvard University.

"Ini adalah penemuan penting. Teknologi ini menunjukkan manusia berhasil menghasilkan sesuatu yang lebih baik daripada fotosintesis, sekaligus membawanya untuk mengembangkan Bumi," ujar Nocera.

(Dam/Ysl)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya