Liputan6.com, Jakarta - Pendiri Grup GarudaFood, Sudhamek AWS, optimistis penjualan produk makanan dan minuman dengan merek dagang GarudaFood masih tumbuh tinggi menjelang Lebaran tahun ini. Hal tersebut menunjukkan konsumsi masyarakat ekonomi kelas bawah tetap tinggi meskipun kondisi ekonomi nasional sedang sulit.
Sudhamek menuturkan tren penjualan produk GarudaFood mencapai puncaknya pada tiga bulan sebelum Lebaran. Kenaikannya, dia bilang, bisa sampai 50 persen karena tingginya permintaan dari masyarakat untuk kebutuhan puasa dan Lebaran.
"Tapi lompatan penjualan tinggi GarudaFood sampai 50 persen itu dulu, saat harga komoditas lagi tinggi. Kalau sekarang sih tidak akan setinggi itu, tapi pasti tumbuh. Mudah-mudahan tidak jauh beda dengan realisasi pertumbuhan Januari-April ini," kata Sudhamek saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Senin (6/6/2016).
Baca Juga
Advertisement
Dirinya mengaku terjadi pertumbuhan penjualan produk GarudaFood cukup signifikan, yakni 9 persen-11 persen sepanjang Januari-April 2016 dibanding periode yang sama 2015. Sudhamek mengapresiasi pencapaian itu lantaran penjualan tetap bergerak naik saat ekonomi Indonesia sedang melambat.
"Bisa tumbuh dua digit dalam situasi ekonomi seperti sekarang ini itu luar biasa. Ini mencerminkan denyut nadi ekonomi kelas bawah masih tumbuh. Yang teriak-teriak itu masyarakat kelas atas yang menahan pembelian barang-barang mewah karena dianggap bukan barang primer," ujar Sudhamek yang juga anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN).
Dia berharap pembayaran gaji ke-13 dan ke-14 atau Tunjangan Hari Raya (THR) serta gaji maupun THR pekerja swasta dapat mendorong peningkatan penjualan lebih melesat menjelang Lebaran ini.
"Gaji dan THR PNS maupun swasta sangat bagus, memompa daya beli. Tapi terpenting, kami tetap harus mengantisipasi kekosongan produk di pasar. Jadi kalau libur Lebaran, pegawai kami tidak sepenuhnya libur. Kami tetap kunjungi pusat grosir untuk menyetor produk makanan dan minuman GarudaFood," kata Sudhamek. (Fik/Ahm)