Liputan6.com, Louisville - Jenazah mantan petinju kelas berat dunia, Muhammad Ali tiba di kampung halamannya, Louisville. Almarhum diterbangkan dari Arizona, tempat dia menjalani serangkaian perawatan sebelum menghembuskan napas terakhir.
Ali meninggal pada usia 74 tahun setelah mengalami komplikasi dari sindrom parkinson yang diderita selama lebih dari satu dekade. Keluarga menyewa jet untuk menerbangkan jenazah Ali dari Arizona menuju Louisville.
Tiba di bandara, keranda Ali diselimuti kain hitam bernuansa muslim. Dia meninggalkan seorang istri, Lonnie dan dua orang anak perempuan, Laila dan Hana Ali.
Baca Juga
- Juara di Catalunya, Pertanda Rossi Bangkit Musim ini?
- Masjid Detroit Gelar Salat Gaib untuk Muhammad Ali
- Dokter Vonis Tak Bakal Hidup Lama, Muhammad Ali Buktikan Lain
Advertisement
Menurut laporan Daily Mail, Ali akan dimakamkan pada Jumat, (10/6/2016) pekan ini. Menurut juru bicara keluarga, Bob Gunnel, pria kelahiran 1942 itu telah memberikan wasiat kepada keluarga agar dimakamkan sesuai tata cara Islam.
Masih menurut Gunnel, keluarga akan menggelar dua kali upacara pemakaman, pada Kamis khusus untuk keluarga. Sedangkan, Jumat keesokan hari,keluarga membuka pemakaman Ali untuk umum.
"Prosesi pemakaman yang lebih besar bakal digelar di Louisville untuk memberikan kesempatan kepada orang-orang memberikan penghormatan terakhir kepada Ali dan mengucapkan selamat tinggal terakhir kali," tutur Gunnel.
Sementara itu, rumah semasa kecil Ali ramai dengan karangan bunga ucapan belasungkawa. Rumah bercat merah muda yang beralamat di 3302 Grand Avenue ini menjadi saksi bisu masa kecil Ali bersama keluarganya. Rumah mungil ini sekarang menjadi situs bersejarah di Louisville.
Pemerintah setempat bahkan memugar tempat tinggal petinju yang memiliki nama lain Cassius Clay ini. Mereka tetap mempertahankan bentuk asli bangunan beserta isinya. Salah seorang tetangga Ali, Dorothy Poynter yang tumbuh bersama Ali mengungkapkan, keluarga Cassius Clay dan Ali kecil sangat bersahabat. "Mereka tetangga yang sangat-sangat baik. Kami bangga dengan dia," kata Dorothy sebagaimana dikutip dari AFP.
Selain rumah, masyarakat Louisville juga berkumpul di Ali Center, museum untuk mengenang jasa-jasa Ali. Selain memberikan karangan bunga di berbagai sudut, di antara masyarakat membawa sarung tinju dan helm busa dengan beragam pesan. Pesan kedamaian dan keseteraan paling diingat dari sosok Ali.
"Istirahat dalam kedamaian. G.O.A.T (Greatest of All The Time) yang tidak kompromi untuk keadilan dan kedamaian. Laki-laki dari Louisville. Pahlawan untuk seluruh dunia," tulis pesan tersebut.