Liputan6.com, Jakarta Banyak orang berpikir bahwa berbagi hanya akan menguntungkan mereka yang menerima. Padahal orang yang memberi pun mendapat keuntungan, yakni kebahagiaan melihat orang yang diberikannya bahagia.
Konsep itulah yang seharusnya diajarkan kepada anak-anak. Karena akan memberikan kelapangan hati mereka untuk selalu berbagi nantinya.
Advertisement
Menurut psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani, berbagi mulai bisa diajarkan kepada anak-anak usia balita hingga usia sekolah. Maka, berbagi hal-hal kecil misalnya mainan adalah cara yang sangat baik dalam mengajarkan mereka.
"Mereka bisa belajar untuk mengerti konsep berbagi dari hal-hal yang mereka sukai, yaitu mainan," kata Nina, sapaannya, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Mattel, salah satu produsen mainan terbesar di dunia, bekerja sama dengan Hypermart mengadakan program “Mattel Senangnya Berbagi” untuk mengajarkan anak konsep berbagi kepada anak-anak, sekaligus membantu anak-anak yang kurang beruntung mendapat mainan. Untuk diketahui, mainan bisa membantu anak-anak dalam berkembang.
Sivarueben Sivalingam, Country Manager PT Mattel Trading Indonesia, mengatakan program tersebut bisa diikuti dengan dengan membeli mainan Mattel seharga Rp 100 ribu, selama periode 10 Juni hingga 20 Juli 2016, di gerai-gerai Hypermart tertentu di seluruh Indonesia.
Dari setiap pembelian senilai Rp 100 ribu, Mattel akan mendonasikan senilai Rp 30 ribu-nya untuk program Mattel Senangnya Berbagi. Seusai transaksi, setiap pelanggan akan langsung mendapatkan kartu Mattel Senangnya Berbagi senilai Rp. 30.000, yang dapat mereka serahkan langsung ke kotak Mattel Senangnya Berbagi di Hypermart.
Untuk mendorong partisipasi masyarakat lebih banyak lagi, Mattel juga memberikan potongan harga hingga 50 persen untuk produk-produk tertentu selama periode program.
“Mattel percaya akan manfaat besar dari bermain dan peranannya yang sangat penting bagi pembelajaran dan perkembangan anak. Mattel berkomitmen penuh untuk mendukung perkembangan masa kanak-kanak melalui mainan-mainan yang menggali kreativitas, kegembiraan, dan imajinasi," kata Rueben.
