Pria Prancis Perencana 15 Aksi Teror di Euro 2016 Ditangkap

Seorang pria Prancis yang diduga sebagai perencana 15 serangan teroris selama momen Euro 2016 berlangsung.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 06 Jun 2016, 19:40 WIB
Pasukan keamanan bersiaga sepanjang momen Euro 2016 berlangsung (The Independent)

Liputan6.com, Paris - Seorang pria Prancis ditangkap di perbatasan Polandia-Ukraina. Ia diduga telah merencanakan serangkaian serangan teror di sela-sela berlangsungnya kejuaraan sepak bola Euro 2016.

Badan Intelijen Ukraina, SBU mengatakan telah membuntuti pria Prancis itu sejak Desember lalu. Ia disebut-sebut telah membeli lima senapan mesin, dua granat peluncur roket, dan sejumlah senjata lain sebelum akhirnya ditangkap ketika mencoba menyeberang ke Polandia.

Tanpa disadari pria itu membeli senjata dari SBU. Demikian seperti dilansir Independent, Senin (6/6/2016).

Pihak berwajib mengatakan, mereka meyakini bawah pria yang tidak disebutkan identitasnya itu telah merencanakan serangkaian serangan terpisah ke sejumlah tempat keramaian seperti jembatan, kereta api, dan berbagai fasilitas umum lainnya yang diprediksi akan mengalami peningkatan aktivitas selama Euro 2016 berlangsung.

Pria itu disebut termotivasi oleh pandangan ultranasionalis. "Pria Prancis itu berbicara negatif tentang kebijakan pemerintahannya, krisis migran, penyebaran Islam dan globalisasi. Ia juga berbicara tentang rencana untuk melakukan beberapa serangan teroris," ujar Kepala SBU, Vasily Gritsak.

"SBU mampu mencegah serangkaian 15 aksi teror (direncanakan) selama kejuaraan Euro," klaim Gritsak.

Gritsak mengatakan, SBU telah menjual senjata yang dinonaktifkan kepada pria tersebut setelah mereka mendapati ia sedang mencari cara untuk membeli senjata.

Pria Prancis itu kini ditahan di Ukraina. Tidak tertutup kemungkinan ia diekstradisi ke Prancis. Hingga saat ini tidak terdapat informasi rinci terkait dengan afiliasi politik pria itu juga identitasnya.

Amerika Serikat (AS) menjadi pihak yang pertama kali mencuatkan potensi serangan teroris selama ajang Euro 2016 berlangsung. Negeri Paman Sam mengeluarkan peringatan kepada warganya bahwa serangan mungkin saja terjadi di seluruh wilayah Eropa.

Pernyataan AS itu ditegaskan kembali oleh Presiden Prancis Francois Hollande. Ia mengatakan meski serangan teroris menghantui Prancis, namun Hollande mengatakan tidak ada yang perlu ditakuti.

"Ancaman serangan ada," ujar Presiden Prancis Francois Hollande.

"Namun kita tak boleh gentar. Kita harus melakukan apa saja untuk memastikan bahwa Euro 2016 berjalan dengan sukses," ucap Hollande.

Selain Euro 2016, dua ajang lainnya yakni  Tour de France dan The Catholic Church's Youth Day di Krakow, Polandia disebut potensial bagi teroris untuk melancarkan aksinya. Sementara itu, demi mengamankan pertandingan sepakbola yang melibatkan 24 tim dari berbagai negara itu Pemerintah Prancis telah menerjunkan 90.000 pasukan gabungan.

Ajang Euro 2016 sendiri akan dimulai 10 Juni mendatang dan berakhir pada 10 Juli.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya