Dari Mana SPBU Rempoa Peroleh Alat Pengurang Takaran Bensin?

Polisi akui menemukan kendala dalam pengungkapan praktik pengurangan takaran bensin di SPBU Rempoa.

oleh Andrie Harianto diperbarui 07 Jun 2016, 10:24 WIB
Barang bukti kasus praktik pengurangan literan di SPBU kawasan Rempoa, Ciputat, Tangsel, Senin (6/6). Dari hasil laporan, pihak kepolisian langsung melakukan Sidak ke SPBU Rempoa dan ternyata benar mendapati praktik kecurangan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah SPBU di Rempoa, Tangerang, diduga mengurangi takaran bensin yang dibeli konsumen. Pengelola menggunakan sebuah alat yang dipasang di mesin pengisian dan dapat diatur dari jarak jauh. Lalu, dari mana alat tersebut?

"Alat jelas ada produksinya, itu buatan Malaysia," kata Kasubdit Sumber Daya Lingkungan (Sumdaling) Polda Metro Jaya, AKBP Adi Vivid, saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (7/6/2016).

Namun pihaknya masih melakukan pendalaman, siapa yang memasarkan dan dibeli dimana alat tersebut.

Namun, kata Adi, pihaknya mendapati informasi bahwa teknisi yang memasang alat tersebut meninggal dunia dua bula lalu.

Seorang polwan mengamati pompa bensin saat gelar perkara di SPBU kawasan Rempoa, Ciputat, Tangsel, Senin (6/6). SPBU tersebut disegel petugas karena ditemukan praktik pengurangan literan (takaran) pengisian bahan bakar. (Liputan6.com/Helmi Afandi)


"Tapi kami masih dalami informasi itu apakah betul teknisi tersebut meninggal dunia," beber Adi.

Alat kecil tersebut, jelas Vivid di simpan di dispenser dan terhubung dengan kotak berukuran 15x10x5 cm. Para pelaku mengontrol kedua alat tersebut dengan sebuah remote kecil seperti remote kunci mobil. Para pelaku bisa mengontrol dari jarak 20 sampai 30 meter.

"Alat bantu itu berupa mesin regulator stabilizer dan remote kontrol atau alat pengendali jarak jauh yang dapat mempengaruhi data arus listrik. Sehingga mengakibatkan kerugian pada konsumen," Adi menjelaskan.

Petugas menunjukkan barang bukti kasus praktik pengurangan literan di SPBU kawasan Rempoa, Ciputat, Tangsel, Senin (6/6). Modus yang dilakukan adalah dengan mengurangi jatah bahan bakar menggunakan digital regulator stabilizer. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Adi mengaku, pengungkapan ini bukan hal mudah. Sebab, berbekal remot kecil, pengelola dengan mudahnya mengondisikan cara kerja mesin. Jika pengelola menekan tombol bergambar gembok terkunci di remote, maka dispenser akan bekerja normal. Sebaliknya, jika tombol gembok terbuka dipencet, maka dispenser akan bekerja curang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya