Liputan6.com, Haverhill - Vampir bukan hanya kisah masa lalu. Eksistensi para penghisap darah ternyata masih ada hingga saat ini.
Seperti dikutip dari video ahctv.com pada Selasa (7/6/2016), mereka tidak berkeliaran di pegunungan Karphatia di Eropa. Para 'vampir' tinggal di Haverhill, Suffolk, sebelah barat kota London.
Baca Juga
Advertisement
Nama mereka adaalah Aro Draven dan Lia Benninghoff.
"Vampir ada di mana-mana. Vampir bisa siapa saja, ada dokter, jururawat, manajer bank, montir, pegawai pasar swalayan, temanmu, kerabatmu. Kami bisa menjadi siapapun," kata Aro, pria 38 tahun.
Sementara Lia Benninhoff (20) mengaku mengenal vampir dari sosok Aro.
"Ketika pertama kalinya aku mengetahui bahwa dia adalah seorang vampir, sangat menarik," kata dia.
"Saya tidak menyadari bahwa memang ada vampir sebenarnya."
Lia mengaku, sejak lama ia berharap vampit nyata adanya. "Dan ketika ketemu vampir sungguhan, menarik sekali untuk lebih mengetahui apakah makhluk itu sebenarnya. Misalnya, bagaimana gaya hidupnya atau yang sejenis itu".
Namun demikian, tidak semua orang melihat adanya manfaat gaya hidup vampir.
Seorang penulis dan ahli sejarah bernama Heather Osborn menjelaskan, “Ada ketertarikan yang erotis tentang vampirisme dalam hal saling meminum darah sesama, seakan-akan ada hubungan keintiman di dalamnya, walaupun sebenarnya tidak ada manfaat dari hal itu."
"Pada dasarnya, darah masuk ke dalam tubuh. Tidak ada manfaatnya bagi kesehatan, dan sebenarnya malah bisa berbahaya ketika menenggak banyak darah karena orang bisa kelebihan dosis zat besi."
Osborn menambahkan, "Tapi, transfusi darah itu berbeda. Itu adalah prosedur kedokteran, sehingga tentu ada manfaat kesehatannya. Benar-benar hal terpisah dari sekedar meminum darah."
Berubah menjadi vampir
Mengenai pengalamannya menjadi vampir, Benninghoff mengaku dapat mengingat secara pasti kejadian ketika Draven mengubahnya menjadi seorang vampir sehingga ia pertama kalinya meminum darah manusia.
"Ia mengubahku menjadi vampir pada pukul 03.00 subuh, yaitu jam untuk melakukan sihir. Saat itu dia meminum darahku dan aku meminum darahnya, seperti suatu siklus."
Menurut Draven, "Budaya vampir mengenal orang-orang yang dengan sukarela mempersilahkan kami untuk menyedot dari mereka. Saya yakin di luar sana ada saja yang mencoba mengambil darahnya dengan paksaan".
"Tapi kebanyakan dari kami menghormati keinginan orang lain dan tubuh orang lain. Kami tidak melakukan apapun untuk mencelakakan orang lain".
Dikutip dari laman Vampire Underworld, pernah ada pembunuh berantai yang membunuh orang untuk mengambil darahnya. Misalnya Tracey Wigginton yang membunuh seorang lelaki pada 1989, hanya untuk mendapatkan darahnya.
Tidak semua vampir melakukan pembunuhan, tapi kontroversi subkultur ini masih tetap berlanjut.