Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) dan para operator telekomunikasi mendukung kampanye program internet cerdas dan sehat.
Pernyataannya dalam siaran rilis kepada tim Tekno Liputan6.com, Selasa (7/6/2016), kampanye ini sejalan dengan program yang dicanangkan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara.
Ia sempat menyatakan bahwa berinternet cerdas dan sehat dapat mengelola dan memanfaatkan teknologi internet secara bijak, sesuai kebutuhan, serta tak melanggar etika dan kode etik berinternet.
Apalagi saat ini semakin banyak konten negatif beredar, mulai dari pornografi, perjudian, penipuan, cyber bullying, hingriga pencermaran nama baik. Dengan kampanye ini, pemerintah dan pelaku industri untuk menghindari dampak negatif dari penggunaan internet.
Baca Juga
Advertisement
Alexander Rusli, Ketua Umum ATSI menyatakan kampanye ini perlu dilakukan secara terus menerus sehingga internet memberi dampak yang positif.
"Kampanye ini sebetulnya tak hanya kami lakukan saat bulan Ramadan. Namun, momen Ramadan mengajarkan kita untuk menahan hawa nafsu. Ini adalah saat yang tepat untuk mengurangi penggunaan internet negatif," ujar Alexander.
Indonesia memiliki jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa, dengan populasi layanan Facebook terbesar ke-4 di dunia, dan negara dengan basis pengguna Twitter terbesar ke-3 di dunia.
Dengan profil digital yang begitu tinggi, timbul risiko yang akan dihadapi bangsa Indonesia apabila pemanfaatan layanan internet tak digunakan dengan bijak.
Data Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 82 juta orang dan berada di urutan ke-8 dunia. Dari jumlah tersebut, 80 persen di antaranya adalah remaja berusia 15-19 tahun.
(Cas/Isk)