Top 3: Curang Isi BBM, Polisi Bekuk Pengelola SPBU Rempoa

SPBU di Rempoa bertindak curang dengan memasang alat kecil yang dilengkapi sensor jarak jauh yang mampu memainkan jumlah takaran.

oleh Audrey SantosoDelvira Hutabarat diperbarui 07 Jun 2016, 18:04 WIB
Barang bukti kasus praktik pengurangan literan di SPBU kawasan Rempoa, Ciputat, Tangsel, Senin (6/6). Dari hasil laporan, pihak kepolisian langsung melakukan Sidak ke SPBU Rempoa dan ternyata benar mendapati praktik kecurangan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Polisi berhasil mengungkap perilaku curang pengelola SPBU di Jalan Raya Veteran, Rempoa, Bintaro, Jakarta Selatan, pada Kamis 2 Juni 2016.

SPBU di Rempoa bertindak curang dengan memasang alat kecil yang dilengkapi sensor jarak jauh yang mampu memainkan jumlah takaran yang keluar dari dispenser.

Para pelaku mengontrol kedua alat tersebut dengan sebuah remote kecil seperti remote kunci mobil.

Hingga malam hari ini berita tersebut berhasil menyita perhatian pembaca Liputan6.com, terutama di kanal News, Selasa (7/6/2016).

Selain berita di atas, tips dari polisi bagaimana mendeteksi SPBU yang curang dan reaski Ahok setelah baca beritanya di New York Times, juga tak kalah menyedot perhatian.

Berikut berita populer selengkapnya, yang terangkum dalam Top 3 News:

1. Perilaku Curang Pengelola SPBU di Rempoa Terbongkar

Petugas menunjukkan barang bukti kasus praktik pengurangan literan di SPBU kawasan Rempoa, Ciputat, Tangsel, Senin (6/6). Modus yang dilakukan adalah dengan mengurangi jatah bahan bakar menggunakan digital regulator stabilizer. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Polisi menangkap 3 pengelola dan 2 karyawan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina, Jalan Raya Veteran, Rempoa, Bintaro, Jakarta Selatan.

Para tersangka terbukti berlaku curang, mengurangi takaran bahan bakar sehingga konsumen tidak mendapatkan bahan bakar sesuai nominal uang yang dikeluarkan.

Selama ini SPBU curang menggunakan modus manual dengan mengutak-atik mesin dispenser. Namun kali ini, SPBU di Rempoa bertindak curang dengan memasang alat kecil yang dilengkapi sensor jarak jauh.

"Alat bantu itu berupa mesin regulator stabilizer dan remote kontrol atau alat pengendali jarak jauh yang dapat mempengaruhi data arus listrik. Sehingga mengakibatkan kerugian pada konsumen," Adi menjelaskan.

Adi mengaku, pengungkapan tindak curang SPBU ini bukan hal yang mudah. Sebab, berbekal remot kecil, pengelola dengan mudahnya mengondisikan cara kerja mesin.

Selengkapnya...

2. Tips dari Polisi Agar Warga Bisa Deteksi SPBU Curang

Aktivitas pengisian BBM di SPBU Cikini, Jakarta, Rabu (30/9/2015). Menteri ESDM, Sudirman Said menegaskan, awal Oktober tidak ada penurunan atau kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) baik itu bensin premium maupun solar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Polisi membongkar praktik curang Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jalan Veteran Raya, Rempoa, Jakarta. Pengelola SPBU bernomor 34-12305 itu diduga mengurangi takaran liter bensin ke kendaraan pengemudi. 

Agar masyarakat tidak menjadi korban, kepolisian memberi dua tips mendeteksi SPBU curang.

"Lihat tanggal tera (pengecekan dispenser) terakhirnya. Tanggal berapa dia terakhirnya diperiksa, kan ada tulisan dari Badan Metrologi Legal. Pengecekannya itu kan periodically," ujar Direktur Reserse Kriminal Khusus Kombes Fadil Imran kepada Liputan6.com, Selasa (7/6/2016).

Tips kedua, lanjut Fadil, pengemudi diharapkan teliti dalam mengisi BBM. Misalnya tahu berapa kapasitas tangki BBM kendaraan dan berapa rupiah uang yang harus dikeluarkan.

Selengkapnya...

3. Reaksi Ahok Setelah Baca Kisahnya di New York Times

Gubenur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) usai mengikuti rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (27/4/2016). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Ahok berada di dalam halaman A10 edisi 5 Juni 2016 dengan judul "Run by Jakarta Governor Up ends Indonesia’s Party Politics."

Dalam laporan New York Times, dijelaskan sejak menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 2014, Ahok telah menunjukkan taring pada birokrat yang tak kompeten dan melakukan penyimpangan anggaran.

New York Times menyebut Ahok sebagai "orang luar" dalam politik sebab dia berasal dari kelompok minoritas. 

"Enggak tahu (tulisannya) muji atau apa, biarin sajalah," ujar dia.

Selengkapanya...

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya