Liputan6.com, Jakarta Pengasuh anak yatim piatu di panti asuhan perlu memperhatikan dan mengerti kondisi psikis anak dan cara penanganannya, kata psikolog dari Komunitas Morfosa Pihasni Wati.
"Anak yang memiliki latar belakang berbeda dengan anak-anak pada umumnya seperti anak yatim piatu tentu telah memiliki beban psikis sejak kecil," katanya pada pelatihan pengasuh panti asuhan di Yogyakarta, Selasa.
Advertisement
Dalam menangani masalah tersebut, kata dia, anak harus mendapatkan kasih sayang yang cukup. Karena itu, pengasuh anak terutama di panti asuhan harus memperhatikan beberapa aspek.
Aspek pertama adalah seorang pengasuh harus memastikan dirinya memiliki stok kasih sayang yang cukup, sebelum memberikan kasih sayang ke anak-anak.
"Kita juga harus sadar stok kasih sayang yang kita miliki. Kalau kita sedang memiliki perasaan sedih, kecewa atau marah, kita harus sadar akan kondisi tersebut, kita harus mengembalikan ke Allah SWT dan meminta stok kasih sayang kita kembali diisi," katanya.
Aspek selanjutnya adalah pengasuh anak harus memahami kebutuhan dasar anak usia awal. Anak usia tersebut membutuhkan rasa aman dan percaya.
"Pengasuh dapat menumbuhkan rasa percaya dan aman pada anak dengan cara positif wajah dan positif kata-kata," katanya.
Ia menjelaskan positif wajah artinya pengasuh harus selalu tersenyum pada anak dan jangan menunjukkan ekspresi wajah yang tidak disukai anak karena musibah juga bisa berawal dari wajah.
"Kalau kita sudah menunjukkan ekspresi marah, psikis anak juga akan terpengaruhi," katanya. Positif kata-kata artinya pengasuh harus dapat mengurangi memarahi dan memaki anak, bahkan memukul mereka.
"Pengasuh harus memberikan kata-kata positif untuk dapat mendorong anak," kata Pihasni.