Liputan6.com, Jakarta - Memasuki awal Ramadan, pemerintah sudah membuka keran impor daging sapi 20 ton guna mengendalikan harga daging sapi nasional. Hanya saja, sampai saat ini belum ada tanda-tanda penurunan harga di pasaran.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, saat ini sebenarnya tidak ada masalah dengan impor daging sapi. Hanya permasalahan waktu saja hingga harga daging sapi nasional perlahan turun.
"Cuma masalah waktu saja. Karena mepet waktu sehingga Australia karena tiba-tiba juga suplainya juga," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (8/6/2016).
JK menilai, Australia juga tidak begitu siap saat Indonesia meminta suplai daging sapi untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadan hingga Lebaran nanti. Jadi suplai yang masuk ke Indonesia pun kurang lancar.
Baca Juga
Advertisement
Pemerintah memang menargetkan harga daging sapi hanya Rp 80 ribu per kilogram. Hanya saja, sampai saat ini harga daging sapi di pasaran masih di atas Rp 100 ribu per kilogram. JK pun belum bisa memastikan target ini terpenuhi atau tidak hingga lebaran nanti. "Ya kita lihat perkembangannya," ujar JK.
Menteri Perdagangan RI Thomas Lembong menyayangkan pelaksanaan impor daging sapi yang dikeluarkannya tidak optimal. Hal ini dikarenakan apa yang dilakukan minim persiapan.
Lembong menjelaskan, sebenarnya pelaksanaan kebijakan impor ini sudah diperingatkan oleh Presiden Joko Widodo pada bulan November dan Desember 2015. Namun dalam realisasinya tidak sesuai yang diharapkan.
"Tapi memang dengan sangat menyesal harus saya akui bahwa dalam pelaksanaannya tidak optimal. Jadi perintah presiden sih sudah lama, dari tahun lalu. Persiapan-persiapan harus antisipasi dan harus direncanakan dari jauh hari, tidak reaktif," kata Lembong di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu 8 Juni 2016. (Ahmad R/Ahm)